Resiliensi

Mersy Eka Mulyani
Chapter #1

00 -- Awal yang Hampir Terlupakan

"Ketakutanku dengan orang-orang sosialita ...

"Ya! Satu, dua, tiga."

Suara komando kameramen dengan jari-jari yang terangkat berdasarkan angka yang ia sebut membuat kami yang berbaris menunjukkan senyum terbaik.

Corona sedang marak-maraknya disiarkan di seluruh berita elektronik maupun cetak. Membuat alur kehidupan menjadi berubah total. Dampaknya bisa disebutkan dari A sampai Z. Termasuk ditetapkannya Pembelajaran Jarak Jauh.

"Kau ingin keluar dari organisasi PMR?"

Mbak Safira, gadis itu bertanya tatkala foto bersama sudah selesai.

... terbawa hingga aku menginjak SMA."

Aku berpikir sejenak. Pasalnya sudah bosan sekali mengikuti kegiatan Pramuka wajib yang diadakan di sekolah saat SMP. Aku menginginkan hal baru. Hal yang berhubungan dengan medis karena diriku tidak tahu menahu tentang obat-obatan. Aku ingin membantu apabila ada seseorang yang terluka. Aku ingin mengetahui tindakan apa yang seharusnya dilakukan apabila ada orang yang membutuhkan pertolongan.

"Kalau Mbak sendiri?"

"Kalau aku lebih memilih tetap bertahan di Pramuka. Karena, teman-teman di sini sudah lumayan akrab denganku. Kalau di PMR, belum ada yang akrab." Mbak Safira berjalan menuju bangsal dan duduk di pinggirannya. Dua teman kami yang lumayan dekat juga ikut duduk berdampingan.

"Karena mereka adalah penghambat pergerakanku."

Lihat selengkapnya