Sebelum memulai lanjutan stase kepaniteraan, Salman berjalan-jalan menyusuri pasar, dermaga, dan tempat ikonik di Pontianak. Cukup membuat pikiran Salman tenang. Menghadap ke pantai dan pesisir sungai Kapuas dilakukannya secara rutin, sambil menjalankan terapi relaksasi pada pagi hari. Lumayan membuat dadanya terasa plong. Beban berat yang menghimpitnya pun perlahan berkurang.
Salman sudah siap memasuki stase kepaniteraan baru. Tertinggal selama sembulan bulan dari teman seangkatannya, membuatnya harus ekstrakeras mengejar ketertinggalannya. Namun, jiwanya sudah siap menghadapi semuanya.
***
Salman merasakan palpipasi atau rasa berdebar-debar, dan rasa mual yang mulai berkurang. Setelah kembali dari Sedanau, ia memberanikan diri melanjutkan stase demi stase pendidikan profesinya yang berlangsung selama sembilan bulan, terlambat dari Affan dan teman seangkatan, yang dijuluki CDMA. Dokter Dora selalu memantau perkembangan Salman. Demikian juga dokter Farhana, yang menjadi dosen PA pengganti Profesor Tjokro, memantau ketat prestasi nelajar Salman di setiap menjelang akhir stase.
Salman akhirnya sampai di stase terakhir, sebelum nanti dia menjalani ujian exit exam secara nasional. Bila lulus ujian tersebut, Salman berhak mendapat ijazah dokter melalui wisuda profesi, yang diselenggarakan setiap tiga bulan. Sehari sebelum wisuda profesi, diadakan acara sumpah profesi dokter. Sehingga, secara legal Salman sudah berhak dipanggil dokter nantinya, dan langsung bergabung di organisasi IDI setempat.
Salman menunggu dengan harap-harap cemas di kampus. Tim program studi sedang mengundang para ketua departemen klinik dan preklinik untuk melaksanakan yudisium akhir profesi dokter. Satu persatu nama dan nilai dibahas, apakah mereka yang audah menyelesaikan semua stase berhak lulus dan menjalankan wisuda semester genap 2013/2014 pada bulan Agustus.
"Salman, bagaimana dokter sejawat semua? Apakah berhak lulus semua? Apakah ada catatan-catatan?" tanya ketua Program Studi.
"Salman lulus semua, Pak Ketua. Stase yang hampir gagal waktu di IKA dan Forensik, bisa dilewati dengan baik tanpa harus mengulang stase seluruhnya. Gilang juga sama, lulus semua."
"Alhamdulillah, jadi total masa stase Salman, 6 tahun lebih, ya."
Mendengar rapat yudisium sudah selesai, Salman melompat penuh girang. Meluapkan kegembiraannya, dan spontan memeluk Gilang yang duduk di sampingnya.
***
Salman menunggu dengan harap-harap cemas. Menanti hasil ujian akhir nasional mahasiswa profesi dokter, UKMPPD.
LULUS!
Salman bergembira atas pengumuman kelulusan ujian itu, yang diakses secara online. Harapan baru mulai tumbuh di hatinya, menjadi seorang dokter yang siap melayani. Setelah melewati perjuangan panjang dan berliku, hampir enam setengah tahun menjalani pendidikan kedokteran, menimbulkan revolusi di dalam hidup Salman dan teman-temannya. Akhirnya mereka bisa menjadi dokter yang dirindukan banyak orang terutama orang-orang yang mereka cintai.
Lagu I believe I Can Fly, R. Kelly, berkumandang indah. Menggema memenuhi Ruang Amphiteatre Fakultas Kedokteran UNTAN. Lagu itu menjadi latar sebuah video profil para dokter yang akan diambil sumpah profesi. Lagu itu bertambah syahdu serta membuat merinding bagi semua yang hadir karena dibantu paduan suara fakultas. Para peserta ikut bernyanyi, tentu degan senyum terbaik mereka. Salman tampak cerah dan ceria dengan baju stelan jas hitam dan dasi kebiruan, berbalut kemeja biru muda. Bait demi bait dinyanyikannya dengan sungguh-sungguh. Memasuki bagian refrain kedua, suaranya bertambah nyaring. Mengharukan sekali saat ditampilkan foto-foto mereka saat membantu operasi bedah di kamar operasi, menggendong bayi pertama, serta menerobos banjir untuk memberikan bantuan kepada masyarakat.
I believe I can fly hoo
I believe I can touch the sky
I think about it every night and day
Spread my wings and fly away
I believe I can soar
I see me running through that open door
I believe I can fly (I can fly)
I believe I can fly (I can fly)
I believe I can fly (I can fly) hey
Senyum dan tawa memenuhi ruangan itu. Salman pun tak kuasa menahan haru. Menyaksikan perjuangan panjangnya yang berbuah manis, dengan gelar barunya, DOKTER.
"Ikuti kata-kata saya, perintah Pak Dekan yang akan melantik mereka. Para dokter yang dilantik siap mengikuti."
"Satu/Saya membaktikan hidup saya/... Lalu diikuti seluruh dokter yang dilantik dengan suara yang lantang dan tegas. Disumpah menurut agama masing-masing, dengan kibat suci. Begitu seterusnya hingga selesai semua poin sumpah.. "
"Untuk kepentingan kemanusiaan."
"Dua. Saya akan memmelihara dengan sekuat tenaga/ martabat dan tradisi luhur jabatan kedokteran. Tiga. Saya akan menjalankan tugas saya/ dengan cara terhormat dan bersusila/ sesuai dengan martabat pekerjaan saya sebagai dokter. Empat. Saya akan menjalankan tugas saya/ dengan mengutamakan kepentingan masyarakat. Lima. Saya akan merahasiakan segala sesuatu/ yang saya ketahui karena pekerjaan saya/ dan karena keilmuan saya sebagai dokter. Enam. Saya tidak akan mempergunakan penngetahuan kedokteran saya untuk sesuatu yang bertentangan dengan perikemanuaiaan/ sekalipun diancam. Tujuh. Saya akan menghormati setiap kehidupan insani mulai dari saat pembuahan. Delapan. Saya akan senantiasa mengutamakan kesehatan penderita. Sembilan. Saya akan berikhtiar dengan bersungguh-sungguh, tidak terpengaruh oleh pertimbangan keagamaan, kebangsaan, kesukuan, perbedaan kelamin, pilitik kepartaian, atau kedudukan sosial dalam menunaikan kewajiban terhadap penderita. Sepuluh. Saya akan memberikan kepada guru-guru saya penghormatan dan terima kasih yang selayaknya. Sebelas. Saya akan memperlakukan teman sejawat saya sebagaimana say asendiri ingin diperlakukan. Dua belas. Saya akan mentaati dan mengamalkan Kode Etik Kedokteran Indonesia. Tiga belas. Saya ikrarkan sumpah ini dengan sungguh-sungguh dan dengan mempertaruhkan kehormatan diri saya."
Setelah semua mengucapkan sumpah dan janji, serta penandatanganan berkas, acara dengan pemutaran video trailer para dokter peserta Sumpah Dokter Angkatan XIX, yang berjumlah dua puluh tujuh orang. Semua yang hadir menyaksikan dengan haru. Di dalam video itu satu-persatu dokter yang baru lulus itu memberikan kata-kata mutiara yang sangat indah secara bergantian. Salman dan semua yang hadir menyimak dengan penuh antusias.
Bukan tentang kesempurnaan
Tapi proses menuju sempurna
Its the journey
Not only the destination
Bukan gelar yang digagahkan
Tapi amanah yang dibebankan