“Mati aku…”
Unit K sedang menenangkan Carius yang benar-benar kelelahan mental. Dia ngomong beneran amburadul seperti “maaf Lunae,” terus “kalau Vulfia tahu” dan lain-lain.
Lunae yang masih lemas, ia melihat Carius yang terduduk dengan wajah yang sangat lelah 'secara mental'. Btw, Carius masih belum pakai helm medisnya, masih pakai masker hitam dan topi.
Tapi anehnya, meskipun salah satu Unit K tertembak di bahu, tapi dia masih tertawa lepas dan bersama menenangkan Carius.
Lunae, Carius, dan Unit K berada di dalam helikopter yang sudah lepas landas dari Cherburg. Evakuasi kita semua berjalan lancar dan semua tampak baik-baik saja.
Lunae masih memikirkan apa yang terjadi dengan dirinya, terlebih lagi beast drive . Dia sekarang tubuhnya sangat lemas dan pikirannya juga tak bisa berpikir secara jernih. Tapi ya, kalau bertanya juga gak akan bisa soalnya Carius juga seperti itu.
Lunae hanya duduk diam di tempat duduknya. Ia ingin sekali tidur, tapi entah kenapa tidak bisa. Misi pertama Lunae sudah seperti ini. Lunae hanya bisa menghela napas dan menyandarkan kepalanya di belakangnya.
Setelah beberapa saat…
“Hei.”
Lunae menoleh dan melihat salah satu dari Unit K menghampirinya dan memberikannya botol air putih.
“Kamu haus?”
Lunae mengangguk.
“Ini, ambillah.”
Lunae mengambil botol air itu dan meminumnya. Rasanya menyegarkan dan tenaganya terisi kembali. Unit K itu duduk di sampingnya.
“Terima kasih,” ucap Lunae.
“Tidak usah berterima kasih, kita semua keluarga.”
“Keluarga… bukannya Carius itu pemimpin kamu?”
“Benar, Carius adalah pemimpin kami. Tapi dia itu bukan pemimpin seperti biasanya. Dia itu melihat anggotanya sebagai rekan dan saudara. Itu yang membuatku menghormatinya. Dan dia tidak seperti pemimpinku yang sebelumnya.”
“Maksudmu?”
“Aku ini dulu seorang tentara bayaran. Aku harus bisa menyelesaikan tugasku apapun yang terjadi dan tidak menanyakan atau menolak perintah pemimpin… Ada di suatu misi, saat aku bersama rekan-rekanku ditugaskan untuk melancarkan serangan, tapi… semua itu menjadi sebuah bencana. Rekan-rekanku mati tragis, dan hanya tersisa aku yang bertahan. Aku telah memanggil pemimpinku, tapi yang kudengar ‘Aku tak peduli! Selesaikan misi atau saya pecat kamu! Aku bisa gantikan kamu dengan yang lain dengan mudah!’. Dan saat itu… aku mundur dari misi dan pertempuran itu dan tidak pernah kembali lagi.”
“Jadi…”
“Iya… aku keluar secara sendiri. Aku tak suka melihat pengorbanan rekanku dilihat sia-sia. Di saat itu, aku hampir mati kelaparan karena aku tak ada pekerjaan dan aku tak tahu juga dengan kota itu, tapi…” Unit K itu melihat Carius. “Dia menghampiriku, dan langsung berkata ‘Kau Alixe, kan?’ Aku kira dari pemimpinku karena mengetahui namaku, tapi sebelum aku menghajarnya, dia berkata ‘Aku tahu, rekanmu mati tapi pemimpinnya tidak menghormati perjuangannya dan aku sangat berduka dengan kejadian itu.’ Aku kaget mendengar itu dan dia melanjutkan ‘Aku hanya ingin memberikan pilihan, Alixe. Kamu ingin menjadi gelandangan sampai kamu mati atau, kamu ingin bergabung denganku.’ Jadi aku terima karena saat itu aku sedang di masa yang sulit banget, dan kukira dia itu sama seperti pemimpin yang lain, tapi ternyata tidak.”
“Begitu. Jadi Carius itu beneran orang baik?”
“Iya, kamu benar. Ngomong-ngomong…”
“?”
“Meskipun aku punya masa lalu yang kelam, tapi sekarang lihatlah, aku punya keluarga dan rekan baru. Dan itu cukup untukku. Dan juga, kalau mau tahu, aku ini catlovers, jadi ya aku cinta kucing.”
“Begitu. Tapi maaf, kok pembahasannya bisa-”
“Aku baru sadar sesuatu.”
“Apa?” Ucap Lunae sembari menatap Alixe dengan curiga.
“Kupingmu imut, kayak kucing di ruanganku.”
“Hah…”
Kok… dejavu gini. Aku tak tahu aku harus malu, senang. Hah… dan Lunae benar-benar blank total dan telinga serta ekornya berkedut kecil.
“Halo?”
Alixe mengibaskan tangannya di depan Lunae dan tidak terjadi apa-apa.
“Hmmm, mungkin kecapean.”
“Alixe! Ayo bantu kita! Carius masih di mode ini!”
Saut unit K lain yang masih mencoba menghibur Carius.
“Aku datang!!”
Dan chaos pun terjadi di dalam helikopter, penuh dengan energi kekeluargaan dan persaudaraan yang sangat kental.
Setelah beberapa waktu, mereka telah kembali dan Lunae langsung dibawa ke ruang medis. Carius… Unit K sudah bilang “semoga sehat-sehat ya ama Vulfia. Tenang, kita bantu, bantu doain.” sebelum pergi. Dan sekarang Carius diseret oleh Vulfia ke ruangan kerja Carius.
“Carius…”
“Aku minta maaf! Beneran, Vulfia!”
“...”
Setelah mereka berdua masuk ke ruangan kerja Carius, pintu di belakang mereka tertutup.
Di sisi lain…
Lunae mulai diperiksa dari atas sampai bawah. Sampai ke lidahnya di cek.
“Dok, saya kenapa?” Ucap Lunae yang masih dicek lidahnya.
Setelah beberapa detik, pengecekan selesai dan dokter yang mengecek Lunae melihat ke arahnya dan tersenyum.
“Kamu baik-baik saja kok. Itu tadi hanya efek samping dari beast drive-mu.”
“Kalau boleh tau, beast drive itu apa?”
“Oh, beast drive itu… ummm, para peneliti Resilitan menyebutnya fenomena emosi atau insting primal yang bertarung.”
“... Hah?”
“Benar juga, kamu masih remaja. Jadi gini. Beast drive itu kayak buff atau dorongan. Ketika beast drive aktif, sistem saraf yang berada di otakmu bakal bekerja sekitar 2 atau 3 kali lipat.”
“Jadi… setelah beast drive aktif, apa yang terjadi dan kenapa harus namanya beast drive?”
“Ah, jadi jika beast drive aktif, maka kamu akan meningkatkan kemampuan kepekaan, kelincahan, dan lain-lain sesuai dengan tipe infected. Dan kenapa beast drive? Yaaa… ummm…”
“Apa? Aku mau tau.”
“Eeee, karena polanya kayak yaaa hewan pemburu…”
“Hah?”
“Dengerin aku dulu. Jadi kita namakan beast drive karena itu kayak pola hewan pemburu dan ada drivenya. Yaa, manusia kayak memakai pola itu.”
Lunae menatap doctor itu dengan heran dan kebingungan, dan juga rasa tak terima kalau dia dikaitkan dengan binatang .
“Maksud saya, Lunae, aku tahu kamu masih manusia. Ini yaaa eee, fitur! Nah, kayak fitur baru aja gitu di diri manusia yang bermutasi.”
“...”
Doctor melihat mata Lunae yang menolak mental, dan juga melihat telinga dan ekornya berkedut kalau di kucing menandakan penolakan mental .
Aduh, gimana nih? Pikir doctor yang melihat Lunae seperti ini. Tapi ia mengingat salah satu perawat mengatakan: Kalau mau nenangin Lunae, coba deh kasih roti madu.
“Gini saja, sebagai permintaan maaf oleh fakta yang aku katakan, aku belikan mu roti madu.”
“Roti madu!?” Ucap Lunae dan doctor melihat matanya mulai santai dan ekornya juga melambai pelan.
Yesss! Terima kasih, perawat! Soalnya saya ga terbiasa dengan remaja labil.
Setelah beberapa saat, Lunae memakan roti madu yang dikasih doctor tersebut dan berjalan ke ruangannya.