Resonansi Kelam

Novian
Chapter #4

Transformasi dimulai

Malam itu, Adrian tidak bisa tidur. Di apartemennya yang sunyi, dia merasakan denyutan di pergelangan tangannya semakin kuat. Di bawah cahaya lampu meja, dia mengamati kulitnya yang bergerak-gerak halus, seperti ada sesuatu yang hidup di bawahnya.

Keringat dingin membasahi dahinya saat dia mengambil pisau bedah kecil dari tas medisnya. Dengan tangan gemetar, dia membuat sayatan kecil di pergelangan tangannya, tepat di atas denyutan terkuat.

Darah menetes ke wastafel porselen putih, tapi bukan itu yang membuat napasnya tercekat. Di antara jaringan dan darah, ada sesuatu yang bergerak—struktur kecil berwarna keperakan, seperti benang-benang metalik yang bergetar. Saat terkena udara, benang-benang itu bergerak lebih cepat, mencoba masuk kembali ke dalam daging.

Dengan panik, Adrian mencoba mengambilnya dengan pinset, tapi struktur itu terlalu licin, terlalu cepat. Dalam sekejap, benang-benang itu menghilang kembali ke dalam lukanya.

Napasnya memburu. Ini bukan halusinasi. Ini nyata.

Lintang tidak gila. Dia mengalami sesuatu yang di luar pemahaman medis modern.

Lihat selengkapnya