Resonansi Kelam

Novian
Chapter #7

Kehampaan yang mengancam

Dua minggu kemudian, tim khusus dari Departemen Kesehatan tiba di Rumah Sakit Jiwa Perbukitan Senja setelah semua komunikasi dengan fasilitas itu terputus. Anda menyaksikan dari kejauhan, sebagai satu-satunya saksi yang tersisa.

Mereka mengenakan pakaian hazmat lengkap, dipersenjatai, dan dibekali peralatan medis canggih. Tapi tidak ada yang bisa mempersiapkan mereka untuk apa yang mereka temukan di dalam.

Rumah sakit itu kosong. Tidak ada jejak pertarungan, tidak ada tanda-tanda kekerasan. Hanya keheningan yang mencekam dan debu yang menari di bawah sinar matahari yang menembus jendela-jendela besar.

Di seluruh bangunan, mereka menemukan pakaian-pakaian yang ditinggalkan—seragam perawat, baju pasien, jas dokter—semuanya kosong, seperti penghuninya menguap begitu saja.

Di dapur rumah sakit, makanan masih tersaji di atas piring, setengah dimakan. Di kantor administrasi, komputer masih menyala, menampilkan dokumen yang sedang diketik, terhenti di tengah kalimat.

Seolah-olah seluruh penghuni rumah sakit—212 pasien dan 76 staf—lenyap dalam sekejap mata.

Hanya satu ruangan yang berbeda—kamar 307. Di sana, lantai, dinding, bahkan langit-langit tertutup lapisan tipis substansi keperakan yang berkilau, seperti sarang laba-laba metalik. Dan di tengah ruangan, mereka menemukan sesuatu yang membuat para peneliti terpana.

Lihat selengkapnya