Restu Kelana

Lail Arrubiya
Chapter #12

Cinta Adalah Pembodohan

Malam ini Ana ingin menghabiskan sisa-sisa liburannya di kamar, bertemankan radio dengan saluran kesukaan Ana. Buat Ana saluran remaja ini hiburan tersendiri. Puisi dan kata mutiara pendek serta diskusi ringan tentang keseharian remaja selalu menarik perhatian Ana. 

Misalnya, soal Masa Orientasi Siswa yang katanya kini mulai berubah. Ana pernah mendengar siswa baru dari sekolahnya mengirim atensi ke radio. Bilang kalau orientasi sekolah tahun ini sangat menyenangkan. Tak ada dandanan konyol. Justru dia merasa sudah seperti siswa SMA betulan. Berbekal name tag kecil di leher dan buku tulis ukuran besar untuk menulis jurnal selama masa orientasi. Tapi sayangnya, tradisi menulis surat cinta untuk kakak kelas tak bisa dihilangkan.

Ana tersenyum saat mendengar cerita itu. Artinya, Kelana benar-benar menepati janjinya sebagai Ketua OSIS. 

Karena mendengar cerita itu juga, Ana kembali teringat liburan singkat bersama Kelana tempo hari. Itu cukup membekas dihatinya.

Selamat malam Sobat Remaja malam ini. Wah, Senin sudah mulai masuk sekolah, ya. Gimana, nih, perasaannya mulai di tingkat baru? Pasti seru, ya? Akan banyak tantangan baru di tingkat yang lebih tinggi. So, tetep semangat buat mengawali hari kalian ke sekolah lagi. Oke ... malam ini tema kita ga jauh dari cinta. Siapa tau, waktu MOS kemarin ada yang cinlok sama kakak kelasnya? Jadi mari kita bahas soal cinta pertama.

Ana berdesis. Temanya sedikit mengganggu Ana, tapi dia sendiri tak mengerti kenapa. Meski begitu, Ana tak mengganti siaran radionya. Masih setia mendengarkan.

Yang namanya cinta pertama itu biasanya istimewa, ya? Katanya cinta pertama itu susah dilupakan. Bener ga? Nah, buat kalian yang punya puisi atau kata-kata mutiara tentang cinta pertama, yuk dikirim ke no 087879 ... Supaya lebih menghayati, kita dengerin dulu lagu cinta pertama ( Sunny) dari Bunga Citra Lestari.

Ana menidurkan kepalanya di atas meja belajar, telinganya masih tertuju dengan alunan lagu sendu yang diputar di radio. 

"Katanya, cinta pertama anak perempuan itu Ayahnya?" gumam Ana.

Kenangan masa kecil muncul di kepala Ana. Saat Ana berusia sepuluh tahun. Masa-masa sang ayah selalu menemani waktu liburannya. Bermain tanpa kenal waktu. Baginya, waktu libur bersama keluarga adalah prioritas. Ayahnya sadar setiap hari kerja, jiwa dan raganya hanya tertuju pada pekerjaan. 

Ayunan kecil di taman, es krim cokelat yang berantakan di mulut, boneka besar hadiah ulang tahun, semuanya terekam indah dibenak Ana. 

Lihat selengkapnya