Restu Kelana

Lail Arrubiya
Chapter #14

Ana Adalah Ana

Perpustakaan sekolah lebih ramai dari biasanya. Minat belajar siswa baru tahun ini lebih tinggi. Nyatanya, perpustakaan di dominasi oleh para siswa baru. 

Meja favorit Ana sudah terisi oleh beberapa anak yang terlihat fokus pada sebuah buku, kemudian berdiskusi. Ana mengitari perpustakaan mencari meja lain yang kosong. 

Dapat. Satu kursi kosong diantara beberapa siswa yang asik membaca. Ana bergegas duduk disana. Dan ... 

"Hei, aku duluan!" seru Ana galak.

Orang yang nyaris duduk bersamaan dengan Ana menyingkir, pasrah. Ana terkesiap begitu melihat siswa yang nyaris bersamaan dengannya adalah teman sebangkunya. Zara.

"Hei ... kamu ke perpus juga?" tanya Ana menurunkan nada bicaranya.

Dia hanya mengangguk kemudian berlalu, mencari meja kosong yang lain. Ana tak peduli. Membiarkan Zara pergi begitu saja. 

Sebuah buku yang sudah Ana dapatkan menemani waktu istirahatnya.

Lima belas menit berlalu, perpustakaan mulai lengang. Mungkin mereka kelaparan, sedari tadi terlalu bersemangat membaca buku. Ana juga. Ia merasa lapar. Tadi pagi ia hanya sempat makan pisang karena harus berangkat lebih pagi di hari pertama sekolah. 

Tuk ... 

Sebuah paper bag berisi beberapa roti dan susu berada tepat di hadapan Ana.

Mata Ana terbelalak. 

"Sudah lama kita ga makan roti bareng. Atau ... belum pernah?" bisik Kelana seraya duduk di samping Ana. 

"Ayo keluar. Di perpustakaan ga boleh makan," ajak Kelana. 

Bodoh. Tanpa sadar Ana mengangguk. Mengiyakan ajakan Kelana. Perut keroncongannya membuat fokus Ana menguap. Membiarkan dirinya terhipnotis oleh roti dan susu kotak.

Mereka keluar dari perpustakaan menuju tempat yang tidak terlalu ramai. Sebuah tangga yang terbuat dari bebatuan yang disusun rapi membawa mereka ke tempat penyimpanan sementara barang-barang yang tak terpakai. 

Ada kursi yang tak terpakai disini, di bawah pohon rindang. Mereka duduk di sana. 

"Kamu ga suka ke kantin karena terlalu ramai, kan? Dan ... males ngantri?"

Ana mengiyakan. 

"Besok-besok, aku yang bawa makanan. Kita makan disini."

Ana terkekeh.

"Lama-lama, Kak Lana kayak Dinas Sosial yang ngasih makan orang kelaparan."

Lihat selengkapnya