Lagi-lagi Ana jadi trending topic di sekolahnya. Perseteruan dengan Dessy Cs. menjadi pembicaraan selama beberapa hari. Mereka bercerita versi mereka sendiri. Ada yang bilang Ana pemberani, Ana mencari sensasi atau bahkan Ana sedang mencari masalah. Semua bicara sesuai pandangan masing-masing.
Yang dibicarakan biasa saja menjalani hari. Bahkan rasanya itu berdampak pada Dessy Cs. yang tak mengganggunya beberapa hari. Mereka lebih memilih mangsa yang tak melawan saat dijahili.
Pergantian jam pelajaran berdering. Hari ini pelajaran olahraga. Jam terakhir sebelum istirahat. Namun Ana sedikit kesal. Pasalnya, guru olahraga kelas Ana tak hadir. Mereka harus menginduk pada kelas XII yang juga ada pelajaran olahraga hari ini.
Bagi para siswa, gampang saja untuk mengganti pakaian mereka. Di belakang pun mereka tak masalah. Tapi para siswi perlu berebut toilet untuk mengganti pakaian. Toilet dipenuhi siswi kelas XI dan XII IPA 2.
"Gue ga boleh keringetan, nih. Ada Kak Lana," bisik-bisik terdengar dari bilik toilet.
Dari bilik sebelah terdengar gelak tawa meledek.
"Dess, Kak Lana mana suka cewek bar-bar kayak lu."
Dessy yang dicibir menggebrak dinding toilet sambil mengumpat.
Ana yang berada di luar berdecak kesal. Obrolan mereka membuat antrian semakin lama bergerak.
Ana menggedor pelan pintu toilet.
"Apaan, sih?!" bentak Dessy galak.
Menggedor lagi. Lebih keras.
"Nyari masalah ni orang!" ujar Dessy geram seraya membuka pintu toilet.
Dessy berdecih.
"Lu ?!"
"Cepetan. Yang lain antri juga mau ganti baju," kata Ana berusaha terkendali. Padahal ia sudah sangat kesal mengantri.
Teman Dessy dari bilik sebelah keluar. Hendak membantu Dessy berdebat. Namun Dessy seperti tak ingin meladeni Ana. Entah kenapa. Ia pergi begitu saja.
"Gue mau ketemu Kak Lana, jangan sampai mood gue rusak gara-gara berantem sama dia," ucap Dessy seraya berlalu.
Setelah Dessy keluar dari bilik toilet, antrian lebih lancar.
Di lapangan sudah berkumpul siswa dari dua kelas. Ana mendekat ke kerumunan kelasnya. Di sebelahnya ada Zara yang hanya diam mengikuti barisan yang belum rapi.
Seruan dari guru olahraga membuat mereka berbaris dengan sendirinya. Pak Dika, guru olahraga menyerukan agar siswa dan siswi berbaris terpisah. Para siswi akan berlatih servis volly jarak jauh. Harus melewati net volly yang sudah terpasang di lapangan.
Satu persatu murid mulai berbaris. Siap melakukan servis jarak jauh. Tak banyak siswi yang bisa melakukannya. Bahkan dari kelas XII. Tapi buat Ana, servis volly bukan hal sulit. Dulu, saat SMP dia termasuk dalam grup volly sekolah.