Kandidat pemenang pemilihan ketua dan wakil OSIS yang baru sudah ditentukan. Tidak mengagetkan, mendengar Dennis dan Kinanti yang menjadi pemenangnya. Selain Dennis yang cerdas, pesona Kinanti juga jadi faktor utama kemenangannya.
Ana mengerti kemenangan Kinanti artinya keterbatasan pertemuan mereka berdua semakin terasa. Kinanti akan sering berada di ruang OSIS saat istirahat atau sepulang sekolah. Meski mulai merasa kesepian, Ana tetap berbahagia atas kemenangan sahabatnya.
Hari ini kelas Ana ramai. Tiga puluh siswa sibuk mencari teman untuk membuat kelompok. Satu kelompok terdiri dari empat orang. Tentu saja itu membuat dua orang lainnya tak punya teman satu kelompok.
Kedua orang itu adalah Zara dan Ana. Keduanya santai saja, tak ikut heboh mencari kelompok. Tak ada juga yang mengajak mereka masuk kelompok.
"Zara, kamu tau, cuma kita yang ga sibuk cari kelompok," ucap Ana.
Zara hanya mengangguk.
"Aku bisa aja ngerjain tugas ini sendirian. Tapi salah satu syaratnya kerja sama. Aku rasa dua orang sudah bisa dibilang kerjasama antar anggota."
Lagi-lagi Zara hanya mengangguk.
Ana menghela nafas, gemas dengan jawaban Zara yang hanya berupa anggukan.
"Jadi, kita satu kelompok?"
Zara hanya mengangguk, dengan wajah canggung.
Mereka mendapat tugas untuk merangkum isi sebuah novel. Bebas, mau itu novel genre romansa atau horor. Pokoknya bebas. Waktu mereka hanya satu Minggu.
"Kamu punya novel?" tanya Ana saat bel istirahat terdengar.
Zara menggeleng sekarang.
"Ayo! Kita ke perpustakaan. Ada buku baru yang datang Minggu lalu. Aku rasa ada novel yang bagus disana."
Zara menatap Ana canggung.
"Ayo! Waktu kita cuma seminggu."
Ana menarik tangan Zara. Memaksa gadis berjilbab itu bangun.
Di perpustakaan, Ana masih menggenggam tangan Zara. Mengajaknya mengitari rak-rak buku yang isinya buku-buku yang baru datang.
"Bagaimana kalau yang ini?" Ana mengeluarkan sebuah novel dengan tema romansa.
Zara mengangguk.
Ana ikut mengangguk-angguk. Kemudian meletakan kembali novel ke rak.
"Kalau yang ini?" Ana kembali menyodorkan satu buku dengan tema horor.
Zara mengangguk lagi.
Ana beristigfar pelan.