Acara perpisahan masih diisi oleh penampilan hiburan. Macam tahun-tahun sebelumnya, setiap kelas akan menampilkan pertunjukan pentas seni, baik berupa nyanyian, tarian atau pembacaan puisi.
Ana masih duduk menatap panggung acara. Ia sudah tak sabar menunggu acara pengumuman juara umum tahun ini. Tapi masih ada beberapa acara hiburan selesai.
Panggung baru saja kosong setelah penampilan dari anak kelas 10 yang menampilkan drama musikal tentang tak diperbolehkannya perundungan di sekolah. Ana menatap serius saat bagian itu. Berharap memang tak ada perundungan di sekolah ini. Meski, Dessy Cs. masih tetap dengan kelakuan buruknya.
Kali ini panggung diisi oleh raja dan ratu perpisahan. Siswa tingkat akhir dari gabungan kelas naik satu persatu. Mengambil alat musik sesuai bagian penampilan mereka. Akhirnya setelah sekian banyak acara terlewati, Kelana berdiri di atas panggung. Membuat segaris senyum terbit, meski tertahan.
Kelana berdiri dengan sebuah gitar akustik. Wajahnya menebar senyum, membuat penggemarnya - terutama kaum hawa, berteriak tak karuan memanggil nama Kelana.
"Sepertinya Den Lana punya banyak penggemar, ya?" tanya Bu Syarifah yang mematahkan pandangan Ana pada Kelana.
Ana mengangguk yakin. Teriakan penggemarnya sudah jelas menjawab pertanyaan Bu Syarifah.
"Kamu juga?"
"Eh? Aku? Nggak, lah. Mana ada," Ana mengelak tegas.
Bu Syarifah hanya tersenyum mendengar bantahan putrinya.
"Kata Nyai Asiyah, Den Lana itu sedikit berbeda dari kedua kakaknya. Mungkin karena anak lelaki satu-satunya. Nyai lebih membebaskan Den Lana. Dia jadi punya lebih banyak teman."
Kali ini Ana mengangguk setuju. Kelana memang mudah bergaul dengan siapa saja. Ana jadi ingat ucapan Kinanti tentang Kelana yang baik pada semua orang, membuatnya tak mengerti siapa yang disukai Kelana.
Petikan gitar di tangan Kelana mengalihkan perhatian Ana dan Bu Syarifah. Sebuah lirik lagu segera masuk sesuai ketukan irama yang seharusnya. Seorang siswa dengan suara khas rapper berhasil membuat sorak makin ramai di area dekat panggung. Beberapa kamera dari ponsel siswa mulai mengabadikan penampilan mereka.
Ana juga melihat Kinanti di barisan paling depan. Sama sepert siswa yang punya ponsel keluaran baru yang resolusi kameranya lebih baik, membidikan kameranya ke arah panggung. Atau mungkin lebih tepatnya ke arah Kelana.
Ana mana bisa begitu. Ponsel di rumahnya hanya ada satu. Di pegang Abim karena dia yang paling memerlukan ponsel itu. Sisanya, jika ada kabar tentang sekolah Ana, Abim akan memberitahukannya.
Lagu dari Bondan Prakoso dan Fade2Black - Kita selamanya, berhasil dibawakan oleh Kelana dan teman-temannya dengan sempurna. Pasti ini salah satu alasan Kelana tak pernah muncul lagi beberapa minggu ini. Dia pasti sibuk latihan.
Mata Ana tak lepas dari panggung. Tak dipungkiri, ia menikmati penampilan Kelana. Mengagumkan. Dia bisa seaktif itu di organisasi, punya bakat bermusik dan tetap berprestasi di bidang akademik. Semua fokusnya tak terpecah.
Saat Ana takzim menyaksikan penampilan, entah sejak kapan mata keduanya bertaut. Senyum Kelana sempurna tergurat. Ana merasa itu untuknya. Tapi segera ditepis.
Dia di atas panggung. Senyuman itu bisa untuk siapa saja yang melihatnya.
Acara hiburan selesai.
Saat yang dinanti Ana tiba. Pengumuman juara umum tiap tingkatnya.
Kepala sekolah maju memberikan sepatah dua patah kata sebelum mengumumkan.
"Saya bangga, setiap lulusan sekolah ini selalu masuk kampus-kampus bergengsi. Salah satunya, alumni sekolah kita, mantan ketua OSIS kita, dia bisa masuk kampus unggulan dengan nilai tes memuaskan. Beruntungnya, dia masih mau mengabdi di sekolah ini. Saya senang, dia mau berkontribusi mendidik adik-adik kelasnya untuk menjadi pemimpin organisasi yang tangguh. Tepuk tangan untuk Restu."
Nama yang disebut hanya tersenyum dari bawah panggung di kursi paling depan. Ana tahu dia adalah si mantan ketua OSIS. Dari ucapan Kepala sekolah pula, Ana tahu kalau mantan ketua OSIS akan menjadi pembina OSIS hingga waktu yang tidak ditentukan.
"Baik, langsung saja ... mari kita sambut siswa-siswi berprestasi di sekolah kita tahun ini. Dari kelas 10 ... juara umum tingkat 10, diberikan kepada Ahmad Bagas Faqih."