Restu Kelana

Lail Arrubiya
Chapter #75

Kemungkinan Itu

Malam ini Ana benar-benar ditemani ketiga temannya di ruangan yang di huni dua pasien lainnya. Badannya masih terasa lemah. Kepalanya sesekali berdenyut nyeri. Tapi semua itu ia simpan sendiri. Cukup kemarin ia membuat sahabat-sahabatnya khawatir.

“Kalian pulang aja. Aku ga apa-apa sendirian.”

“Jangan mulai deh, An,” sela Kinanti. “Setelah kemarin kamu hampir celaka sendirian, sekarang kamu mau sendirian lagi?” suara terdengar kesal.

“Di sini, kan ada perawat. Lagian mana boleh nungguin pasien bertiga begini.”

Itu alasan paling jitu untuk ‘mengusir’ sahabatnya.

“Aku aja yang di sini,” kata Zara menyela sebelum yang lain menawarkan diri.

“Aku aja. Gantian, lah. Zara mulu yang nemenin Ana,” sanggah Kinanti.

“Aku juga mau,” Wiyan tak kalah sengit.

Ana tersenyum melihat kelakuan tiga sahabatnya. Tentu saja dalam hatinya dipenuhi syukur punya sahabat seperti mereka.

“Gini aja. Gimana kalau kita hompimpa,” usul Kinanti.

Usul yang konyol namun itu juga jadi cara satu-satunya untuk menengahi keinginan mereka untuk menemani Ana. Ketiganya mulai melakukan hompimpa layaknya anak-anak yang akan bermain petak umpet.

“Hompimpa alaihim gambreng.”

Mantra ajaib yang membuat Wiyan berhasil memenangkannya. Ia berseru girang seakan baru saja mendapat jackpot.

“Yes, aku menang. Kalian silahkan pulang.”

“Eh?” Ana merasa ini bukan ide yang bagus. “Wi, kamu … pulang aja. Orang tua kamu pasti khawatir kalau kamu nginep.”

Wajah girang Wiyan berubah di tekuk.

“Kak Ana ga suka kalau aku yang nemenin?”

“Bukan. Aku takut orang tua kamu khawatir.”

“Aku bisa minta izin Ibu.”

Wajah Ana tetap saja merasa ini bukan ide yang baik.

“Kak Ana ga usah khawatir, Ayah juga pasti ngizinin.”

Lihat selengkapnya