RESTU

Hudatun Nurrohmah
Chapter #1

1. Perempuan Bermata Teduh

Eileen Maria adalah seorang guru di sebuah SMA Negeri Kota Barat. Ia memiliki senyum menawang dengan lesung tepat di bawah sudut bibirnya. Mata gadis itu juga akan menampakkan binar cerah yang menambah kecantikannya jika sedang bahagia. Jika melihatnya sekilas, Eileen tampak seperti perempuan yang tidak acuh dan judes – meski kenyataannya begitu, namun apabila sudah mengenalnya lebih dekat, orang-orang akan mendapat perhatian dan kebahagiaan jika bersama gadis itu.

Meski begitu, Eileen dicintai banyak muridnya sebab ketulusannya dalam mengajar. Hampir sebagian siswa SMA tersebut menyukai Eileen, entah sebagai guru atau bahkan yang terang-terangngan mengungkapkan perasaannya sebagai seseorang yang jatuh cinta. Sayangnya, di usianya yang menginjak 25 tahun, gadis itu belum tertarik untuk berkencan. Dan hal itu membuat beberapa siswa senang menggodanya dengan pura-pura mencarikan pasangan. Terlebih siswa kelasnya – 12 IPA 3.

Seperti hari ini misalnya, saat ia menjelaskan materi pada masing-masing kelompok yang sudah dibentuk, salahsatu siswinya menunjukkan foto lelaki dan mengatakan bahwa itu adalah foto sepupunya yang tengah kuliah untuk gelar magisternya. Awalnya, Eileen hanya tersenyum sambil mendengarkan penuturan siswinya tersebut hingga salahsatu siswa mulai berteriak agar siswi tersebut memberikan nomor ponsel sepupunya kepada Eileen.

Gadis itu hanya menghela napas panjang, kemudian segera menutup kelasnya begitu bel istirahat berbunyi.

Eileen berjalan di pinggir lapangan basket menuju kantor guru. Sesekali senyumnya mengembang untuk membalas sapaan muridnya. Gadis itu menggeleng kecil ketika kumpulan siswa dari tim basket meneriakkan namanya sembari berkata ‘semangat’. Kadang Eileen sampai dibuat heran dengan tingkah para siswanya yang di luar akal sehatnya. Namun, meski begitu ia tetap bahagia sebab mereka mampu membuat mood Eileen yang kurang baik menjadi lebihbaik.

Setelah tiba di dalam kantor, gadis itu mengeluarkan kotak makannya kemudian mulai fokus memakan nasi dengan tumis kangkung buatan ibunya. Tangan kirinya sibuk membolak-balikkan buku paket disampingnya, sedangkan tangan kanannya sibuk menyuapkan nasi ke dalam mulut. Setelah ini ia masih harus mengajar satu kelas lagi dan kelas terakhir pada jam terakhir.

Eileen memikirkan strategi apa yang bisa ia lakukan supaya siswa di kelasnya tidak merasa bosan pada pelajaran terakhir nanti. Gadis itu mulai mencoret catatannya untuk membuat strategi belajar yang menyenangkan.

Setelah mendengar bunyi bel masuk, Eileen segera meneguk minumannya dan membiarkan makanannya turun terlebih dahulu sebelum beranjak dari tempatnya duduk. Gadis itu terkenal dengan disiplin waktu. Dan hal itu pula yang membuatnya menjadi wali kelas meski baru menginjak dua tahun sebagai guru tetap.

Kepala sekolah dan guru lain menyukai kinerja Eileen yang sangat disiplin dan mampu membuat siswanya nyaman saat berada di kelas. Meski begitu, beberapa guru menyayangkan sikap Eileen yang dianggap terlalu lembut hingga ia kurang disegani. Sedang Eileen tidak terlalu memusingkan hal tersebut dan memilih fokus agar siswanya paham dengan apa yang ia sampaikan. Sebab, gadis itu menyadari bahwa dirinya kadangkal kesusahan menjelaskan sesuatu.

Begitu tiba di kelas, gadis itu segera menyapa siswanya dan memulai pelajaran.

Hari ini berjalan baik seperti biasa. Eileen tidak langsung keluar setelah bel pulang berbunyi. Ia masih bertahan di kursi guru sembari memijit pelan kakinya yang terasa pegal. Gadis itu menghembuskan napas panjang begitu merasa badannya kurang nyaman dua hari terakhir ini. Ia tidak ingin sakit sebab besok akan ada evaluasi kerja guru dan Eileen tidak mau mengecewakan kepala sekolah.

Lihat selengkapnya