RESTU

Hudatun Nurrohmah
Chapter #2

2. Hujan dan Tempat Berteduh

Tepat setelah keduanya sampai di toko kue milik Eillen, hujan lebat turun. Gadis itu segera menyuruh Arsha untuk masuk ke dalam toko. Sebenarnya, dibanding hanya toko – tempat tersebut bisa dikategorikan seperti kafe (?) sebab disana bukan hanya menjual kue ulang tahun yang dibawa pulang, tapi juga berbagai macam jenis cake dan cup cake dengan berbagai macam minuman.

Selepas mempersilakan Arsha duduk di salah satu meja yang kosong, Eillen segera mengambil dua jenis cup cake dan teh hijau yang masih hangat.

“Ini Arsha silakan di makan. Gratis kok, sebagai ucapan terima kasih saya karena kamu sudah mengantar saya sampai rumah. Kalau saya menolak tumpangan kamu, pasti saya berakhir terjebak hujan dan bisa pulang larut malam. Tapi sepertinya kamu yang akan terjebak hujan disini” ucap Eillen sembari menatap keluar.

“Terima kasih, Mis. Tidak apa-apa, saya bisa menumpang mengerjakan tugas dulu kan disini? Sembari menunggu hujan reda” jawab Arsha yang dibalas anggukkan oleh Eillen.

“Saya tinggal ke belakang dulu ya.” Ucap Eillen dan setelah mendapat anggukkan dari Arsha, gadis itu segera menuju rumahnya yang terletak tepat di samping toko tersebut dan hanya dibatasi tangga menghubung.

Eillen meletakkan ransel dan mulai membersihkan diri, kemudian mengganti pakaiannya dengan celana training dan t-shirt oversize serta rambut yang dicepol asal. Gadis itu menghela napas pelan sebab ia gagal untuk istirahat. Kaki mungilnya kembali ke toko dan menghampiri Arsha yang untuk sejenak terpana melihat penampilan gurunya dengan pakaian santai.

Eillen terlihat lebih muda berkali lipat dengan dandanan tersebut. Wajah imutnya menipu banyak orang kalau gadis itu adalah seorang guru. Siapapun pasti akan mengyangka bahwa Eillen adalah seorang remaja SMA dengan pakaian kasual seperti itu.

“Kamu sedang belajar apa, Sha?” tanya Eillen yang berhasil membuyarkan lamunan Arsha.

“Oh ini Mis, saya sedang mencoba mengerjakan latihan soal untuk ulangan besok” jawab Arsha yang hanya dibalas anggukkan singkat oleh Eillen.

Bel di atas pintu berbunyi, menandakan sesorang pelanggan masuk. Eillen segera bangkit dan pamit kepada Arsha untuk menemui pelangannya. Gadis itu menatap seorang pria yang sedang celingukkan entah mencari apa atau siapa.

“Ada yang bisa saya bantu?” tanya Eillen

Retina keduanya bertumpu satu sama lain, dan Eillen hanya dibuat mengerjab bingung sebab untuk beberapa saat pria di depannya itu hanya diam sembari memandanginya.

“Maaf Mas, ada yang bisa saya bantu?” Eillen mengulang pertanyaannya.

“Oh iya, saya mau memesan teh bunga chamomile dan red velvet, dan juga satu kotak brownies cokelat” ucap pria tersebut yang segera dianggukki oleh Eillen

“Silakan duduk, Mas” ucap Eillen dengan ramah.

Setelah mempersilakan pelangannya untuk duduk, Eillen segera menyiapkan pesanan pria tersebut. lantas setelahnya Eillen sudah disibukkan dengan pekerjaannya melayani pelanggan hingga hujan mulai reda dan ia melihat Ersha yang sudah memasukkan buku-bukunya.

“Kamu mau pulang sekarang?” tanya Eillen

“Iya, Mis. Hujannya sudah reda” jawab Arsha

“Kalau gitu hati-hati, ya. Dan sekali lagi terima kasih buat tumpangannya” ucap Eillen sembari tersenyum yang dibalas anggukkan oleh Arsha.

Gadis itu menatap motor siswanya hingga menghilang di ujung gang. Dia segera membersihkan meja bekas Arsha makan tadi. Ia tidak sadar bahwa sejak tadi aktivitasnya menjadi tontonan salahsatu pelanggan.

Seorang pria dengan kulit putih dan wajah tampan itu memperhatikan setiap gerak-gerik Eillen dengan sesekali tersenyum. Eillen yang tengah serius tampak lebih cantik dan menggemaskan. Meski belum mengetahui nama gadis itu, pria tersebut sudah berjanji untuk datang lebih sering ke toko kue itu.

Menghabiskan teh miliknya, pria tersebut segera bangkit dari tempat duduknya dan menghampiri Eillen.

Lihat selengkapnya