Eillen memeluk adiknya sekilas dan tersenyum lebar. Tangannya terulur untuk menepuk-nepuk puncak kepala remaja yang sudah lebih tinggi darinya itu. eillen merasa begitu bangga sebab adiknya tidak hanya belajar secara akademis, tapi juga menjadi seorang aktivis. Sejak dulu Eillen menginginkan adiknya memiliki banyak pengalaman dan keinginannya terwujud. Terlebih, Eillen merasa bahagia sebab adik lelakinya tersebut tidak merasa kekurangan dengan biaya sekolahnya. Berbeda dengannya dulu yang benar-benar harus berjuang saat masa kuliahnya.
“Kamu masih mau kembali ke kampus?” tanya Eillen yang dibalas anggukkan oleh Gafi.
“Iya, Kak. Masih ada urusan dan kayaknya minggu ini aku enggak akan pulang dulu karena masih ada acara” jawab Gafi
“Ingat buat tetap jaga pola makan dan jangan terlalu banyak mengkonsumsi kafein. Begadang juga jangan terlalu sering kecuali memang mendesak dan penting, oke? Ingat juga untuk tetap belajar dan sesekali main supaya kamu enggak jenuh” oceh Eillen
“Iya Kakak aku yang paling cantik” jawab Gafi kemudian segera memakai pelindung kepala miliknya dan melambai singkat pada Eillen sebelum meninggalkan kakak perempuannya tersebut.
Eillen masih mengulum senyum hingga ia dikejutkan dengan suara klakson mobil. Gadis itu memberi jalan agar kendaraan roda empat tersebut bisa memakirkan kendaraan miliknya. Menunggu pemiliknya turun, Eillen tersenyum saat melihat Alby tengah menatapnya dengan senyum miliknya.
“Kamu baru saja pulang?” tanya Alby yang dijawab anggukkan oleh Eillen
“Aku pengen ngasih ini ke kamu” Alby mengulurkan tangan memberikan keresek berisi sekotak martabak manis.
Mata Eillen langsung berbinar saat melihat bingkisan yang Alby bawa. Dengan cepat gadis itu mengambil alih keresek dari tangan Alby lantas tersenyum lebar. Senyumnya semakin lebar dengan mata berbinar lucu saat melihat merk dari martabak langganannya tertera pada sampul kotak martabak tersebut.
“Makasih banyak, Mas!” ucap Eillen dengan tanpa sadar setengah berteriak.
Tingkah Eillen ini tidak luput dari pandangan Alby. Gadis itu seperti anak kecil yang mendapat mainan baru padahal ia hanya memberikan satu kotak martabak manis. Alby tahu kesukaan Eillen satu ini berkat adiknya yang mengatakan bahawa gadis itu akan memakan makanan manis atau martabak manis untuk menaikkan kembali mood miliknya setelah merasa lelah sebab beraktifitas seharian.
Maka dengan penuh semangat, Alby buru-buru pergi menuju salahsatu penjual martabak kesukaan Eillen dan menuju rumah gadis itu. Bersyukurlah Alby yang hari ini pulang lebih cepat dari biasanya hingga ia tidak terlalu malam datang ke rumah gadis itu. meski sangat lelah, melihat senyum penuh binar di mata gadis itu membuat Alby ikut bersemangat dan melupakan rasa lelahnya. Sungguh, melihat Eillen seperti mendapatkan kembali tenaganya.