Semua murid berkumpul di aula menggunakan almamater hijau kebanggaan khas sekolah mereka. Servian International High School. Mereka semua menatap fokus pada panggung di depan. Tepatnya kepada para petinggi yayasan sekolah yang duduk berdampingan di depan sana.
Bukan tanpa alasan mereka berkumpul dalam ruangan luas tersebut. Mereka berkumpul untuk mengikuti pengumuman peringkat tahun ajaran terakhir. Seorang MC dari kalangan guru berdiri di depan mic memegang sebuah map berisi hasil studi mereka selama setahun terakhir ini.
Semuanya penasaran kepada siapa yang akan mendapatkan predikat murid terbaik tahun ini walau mereka sebenarnya sudah bisa menebak. Ya, mereka menebak siswi bernama Reta Aurelina Adnan yang akan meraih predikat tersebut karena ia yang tahun lalu meraih predikat murid baru terbaik.
Mereka kebanyakan sangat mengagumi dan iri pada Reta, memiliki wajah cantik dan otak yang cemerlang tentunya bisa dikatakan impian semua perempuan.
Reta sendiri memilih duduk di tengah-tengah. Berdampingan dengan seorang cowok berkacamata hitam dengan rambut model ala-ala idol K-Pop gitu. Mereka bercengkrama akrab tidak perduli dengan suasana harap-harap cemas di sekitar mereka. Yap, mereka memang teman akrab, seperjuangan malah. Cowok ganteng keturunan Amerika Indonesia itu bernama Leonardo Adwinanta. Mereka kenal sejak kecil, karena selalu di sekolah yang sama dan orang tua mereka berteman akrab.
“Ret, lihat tuh muka Mama Papaku di depan sana, kelihatan banget mereka nggak suka hadir disini. Yes, memang sih apa yang bisa mereka banggakan dariku.”, ujar Leon.
“Ada kok.”, ujar Reta seraya mengulas senyum.
“Apa?”, tanya Leon seraya menaikan satu alisnya terangkat.
“Kamu jago basket.”, ujar Reta masih dengan seulas senyum.
“Sayangnya, orang tua ku terlalu sama dengan Mama kamu, mereka tidak peduli, mereka itu hanya perduli pada satu hal, nilai sempurna di setiap mata pelajaran. Aku menyerah pada keinginan mereka.”, gerutu Leon panjang lebar.
Reta terkekeh mendengarnya sebatas agar suasana nggak menjadi serius antara dirinya dan Leon. Reta sangat paham pada Leon. Toh, seperti kata Leon, Mamanya juga begitu. Reta mengalihkan pandangannya dari Leon menjadi ke depan, tepatnya kepada Mamanya yang duduk diapit oleh Papa dan Kakeknya.
“Dan, kita sampai pada momen terpenting hari ini. Predikat murid terbaik Servian International High School tahun ini yaitu.... Reta Aurelina Adnan.”, ucap sang MC.
Gemuruh tepuk tangan terdengar memekakkan telinga memenuhi ruangan. Semua tatapan mata langsung tertuju pada Reta yang tengah menatap lekat-lekat wajah cantik Mamanya. Reta terperanjat kaget. Reta sepertinya tadi melamun.
“Are you okey, Ret?”, tanya Leon perhatian.
“I’m ok.”, jawab Reta seraya mengulas senyum tipis.
“Kepada Reta Aurelina Adnan, silahkan naik ke atas panggung.”, ucap Sang MC mempersilahkan.
Reta berdiri dari kursinya, menepuk bahu Leon pelan kemudian dengan penuh percaya diri melangkah kakinya ke panggung di depan sana. Ia naik ke atas panggung dan berdiri di tengah-tengah, tepatnya berdampingan dengan sang MC. Gemuruh tepuk tangan sudah tidak terdengar lagi kala sang MC kembali mengeluarkan suaranya.
“Selanjutnya saya undang, Bapak Aleandra Putra Russeli selaku ketua dari Servian Foundation untuk bergabung menyerahkan hadiah penghargaan kepada Reta Aurelina Adnan.”, ujar Sang MC.
Mama Reta memberikan senyuman terbaiknya kepada Papanya. Aleandra Putra Russeli yang selalu tampak sama, datar. Aleandra mengangguk singkat kemudian berdiri dari kursinya. Langkahnya pasti menghampiri Reta, cucunya dan Sang MC, diikuti dua guru muda berkameja biru yang membawa hadiah penghargaan yang di sebutkan sang MC tadi.
Sebelum menyerahkan hadiah penghargaan tersebut, Aleandra lebih dulu menarik Reta ke dalam pelukan hangatnya. Ia mengucapkan kata-kata indah penuh kebanggaan pada sang cucu membuat Reta tersenyum manis.
Aleandra melepaskan pelukannya dengan kedua tangan yang beralih memegang kedua bahu Reta. Menatap lekat-lekat wajah Reta yang mewarisi wajah lembut milik menantunya. Bukan wajah angkuh milik putrinya. Aleandra beralih mengusap rambut panjang berwarna hitam pekat milik Reta.
“Kakek bangga sama kamu, Nak.”, ujar Aleandra.
Kedua guru muda berkameja biru yang bertugas membawa hadiah penghargaan dengan sigap lebih mendekat pada Aleandra kala Aleandra memberi isyarat tangan kepada mereka untuk mendekat. Pertama, Aleandra meraih medali untuk ia kemudian kalungkan kepada Reta selanjutnya, piagam, piala, dan bunga. Gemuruh tepuk tangan kembali terdengar setelah semua hadiah penghargaan beralih ke tangan Reta.
Aleandra membalikkan tubuhnya menghadap ke arah ratusan murid Servian International High School. Menyejajarkan posisi berdirinya dengan Reta dan Sang MC. Suara kamera pun langsung ikut meriuhkan. Fotografer profesional yang bertugas seperti berlomba-lomba mengabadikan dari berbagai sudut. Lengan kokoh Aleandra merangkul erat Reta. Keduanya mengulas senyum.
Selesai sesi foto, Aleandra kembali ke tempatnya duduk sebelumnya begitupun Reta. Sang MC menetap pergerakan keduanya bergantian. Setelah memastikan keduanya sudah duduk di tempat semua, sang MC menatap isi map di tangannya kemudian mengedarkan pandangannya. Ia mengulas senyum.
“Tahun ini sangat spesial ya, untuk pertama kalinya dalam sejarah Servian International High School, ada dua murid yang berhak mendapatkan predikat murid terbaik. Lalu, siapa yang kedua itu? Dia... dari kelas yang berbeda dengan Reta Aurelina Adnan.”, ujar Sang MC.