Retak

FAKIHA
Chapter #4

4. Reaksi

Bu Tita selalu memiliki cara yang tidak diduga-duga. Kata beberapa anak SMA Negri 2 Bojong, beliau memiliki indra keenam. Desas-desus ini menyebar secara cepat di sekolah kami. Tingkat literasi kami memang tidak begitu tinggi. Sebagian dari kami mempercayai hal-hal di luar logika. Namun sebagian lainnya juga sangat tertarik atau percaya pada hal-hal yang berdasarkan kata-kata.

Mungkin saja itu benar. Namun secara logika, Bu Tita sudah pernah menjadi seorang murid. Bukan karena memiliki indra ketujuh, namun pasti karena beliau hafal gerak-gerik murid yang menyontek. Atau mungkin saja, dulu Bu Tita termasuk anak murid yang suka menyontek namun nilai-nilainya tinggi. Tapi itu hanya kemungkinanku saja.

“Waktu kalian hanya empat puluh lima menit untuk sepuluh soal. Kerjakan sekarang, jangan ribut, tidak perlu menyontek! Karena saya tahu.” Layar proyektor segera Bu Tita nyalakan. Soalnya sengaja dibedakan. Ini sudah menjadi rahasia umum.

Para guru berpikir, dengan cara membedakan soal akan mengurangi tingkat kecurangan dalam menyontek. Namun sayangnya, murid di sini pemikirannya tidak pernah sejalan dengan apa yang guru kami sampaikan. Budaya menyontek di negeri ini memang sangat sulit untuk diubah. Semua lingkungan melakukan hal yang sama dengan bergantian individu. Karena mereka lebih menginginkan nilai tinggi, meskipun harus melakukan kebohongan. Mereka sulit melakukan kejujuran karena nantinya akan menerima nilai rendah.

Biasanya soal A diberikan untuk barisan kanan, dan B untuk barisan kiri. Sekarang diubah. Jadi, soal dari absen satu mendapat A, absen dua B, lalu di belakangnya A, dan di sampingnya B. Begitu pun seterusnya. Hal ini juga berlaku dengan meja yang berada di sampingnya. Ini sangat menguntungkan. Nala tidak bisa menyontek jawabanku.

Dan aku mendapat soal A. Dengan cekatan, aku segera menulis jawaban di buku ulangan harian yang lumayan tebal, isi seratus lima puluh lembar. Kata mereka, buku yang aku pakai seperti buku penagih hutang keliling. Padahal ini sangat awet. Aku tidak peduli dengan kata-kata mereka. Selagi aku melakukan hal baik, untuk apa aku harus peduli dengan ucapan mereka.

Untuk soal A

1.      Berapakah massa kalsium hidroksida (Ca(OH)₂) yang diperlukan untuk bereaksi sempurna dengan 4,4 gram karbon dioksida (CO₂) dalam reaksi pembentukan kalsium karbonat (CaCO₃) dan air (H₂O)

Aku segera menulis jawaban untuk soal A dengan fokus, membiarkan Nala menyelesaikan sendiri. Bukannya jahat, aku hanya ingin dia mengasah kemampuannya. Dengan cekatan, jari-jemariku menuliskan apa yang terlintas dalam pikiranku. Sejujurnya, aku tidak begitu menguasai kimia. Bagi aku, pelajaran kimia agak sulit. Namun, aku selalu berusaha dengan baik.

Semalam, aku menghafal semua rumus kimia untuk ulangan hari ini. Berkali-kali aku mengulang, memahami, dan mencari soal-soal yang terkait dengan stoikiometri. Alhamdulillah, aku paham. Meskipun butuh waktu sekitar 4 jam, aku tahu ini adalah kelemahanku. Makanya aku terus berusaha agar bisa lebih baik dan memahami lebih dalam lagi."

Jawaban :

1.       Persamaan reaksi:

()2 + 2→3

2 Ca(OH) 2 +CO2 →CaCO3 + H2O

Molar massa CO₂ = 44 g/mol, 4,4 gram CO₂ adalah 4,4 g / 44 g/mol = 0,1 mol CO₂.

Berdasarkan persamaan reaksi, 1 mol CO₂ bereaksi dengan 1 mol Ca(OH)₂.

Jadi, 0,1 mol CO₂ memerlukan 0,1 mol Ca(OH)₂.

Massa molar Ca(OH)₂ = 74 g/mol.

Jadi massa Ca(OH)₂ yang diperlukan = 0,1 mol × 74 g/mol = 7,4 gram.

2.       Berapakah massa natrium karbonat (Na₂CO₃) yang diperlukan untuk bereaksi sempurna dengan 98 gram asam sulfat (H₂SO₄) dalam reaksi membentuk natrium sulfat (Na₂SO₄), karbon dioksida (CO₂), dan air (H₂O)?

Jawaban:

Persamaan reaksi:

Na₂CO₃ + H₂SO₄ → Na₂SO₄ + CO₂ + H₂O

Molar massa H₂SO = 98 g/mol, jadi 98 gram H₂SO₄ adalah 98 g / 98 g/mol = 1 mol H₂SO₄.

Berdasarkan persamaan reaksi, 1 mol H₂SO₄ bereaksi dengan 1 mol Na₂CO₃.

Jadi, 1 mol H₂SO₄ memerlukan 1 mol Na₂CO₃.

Molar massa Na₂CO₃ = 106 g/mol.

Jadi massa Na₂CO₃ yang diperlukan = 1 mol × 106 g/mol = 106 gram.

Lihat selengkapnya