Retak Berhamburan

blank_paper
Chapter #4

Bab 4 - Di Kamar Kerja Dewa (PoV Dewa)


Hari sudah berganti tahun. Aku dengan gelisah melihat layar ponselku. Ada sebuah pesan yang aku tunggu tetapi belum bisa aku balas. Aku masih berada bersama Jingga. Mungkin ia bisa melihat kalau aku mulai gelisah menatap layar ponselku beberapa kali. Hanya saja, aku tidak terlalu peduli.

Aku setuju dengan semua permintaannya agar pembicaraan kami bisa cepat berakhir dan aku bisa kembali ke dalam kamar kerjaku untuk membalas pesan itu.

Akhirnya, segera setelah pembicaraan kami berakhir, aku keluar dan kembali ke dalam kamar kerjaku. Segera saja aku buka ponselku dan aku tersenyum ketika melihat sebuah nama yang aku simpan dengan nama samaran terlihat di layar ponselku.

Sebuah pesan dengan nama UDON mengucapkan selamat tahun baru kepadaku. Kata-katanya selalu bisa membuatku tersenyum dan merasakan debaran yang sudah lama tidak hadir di dalam hatiku.

[Selamat tahun baru, By. Semoga kita akan selalu saling menyayangi sampai kita bisa bersama nanti. Aku akan selalu sayang sama kamu, By.]

Caranya menyampaikan sesuatu selalu bisa menggelitik perasaanku. Membuatku merasa kalau aku adalah bagian yang sangat penting di dalam hidupnya. Sebuah kebutuhan seorang pria untuk merasakan bagaimana dibutuhkan dan selalu di sanjung. Dan dia selalu bisa memenuhi segala egoku.

Berbeda dengan Jingga yang selalu berbicara santai dan jarang untuk bermanja-manja kepadaku, wanita yang aku kenal beberapa bulan lalu ini sangat bertolak belakang dengan Jingga.

Ia selalu berbicara manja kepadaku, selalu memujiku dan juga membuatku merasa kalau aku harus melindunginya. Ia tampak seperti seorang wanita yang harus aku ajari tentang banyak hal.

Aku tidak mengatakan ia bodoh, tetapi ia seperti wanita polos yang belum mengerti banyak hal kecuali soal pekerjaannya. Dan aku adalah pria yang suka berada di posisi di mana aku memiliki pengetahuan lebih dari lawan bicaraku.

Lidya juga memiliki rasa cemburu yang besar. Ia perlu tahu apa yang aku lakukan setiap saat. Jika aku tidak membalas pesannya segera, maka ia kan terus memanggilku dan bertanya mengapa aku tidak segera membalasnya.

Anehnya, aku tidak merasa keberatan dengan hal itu. Mungkin karena ini adalah hal baru yang aku dapatkan dari seorang wanita yang membuatku merasa kalau ia takut kehilanganku.

Dengan Jingga, aku memang bisa mendiskusikan banyak hal dan ia selalu memiliki jalan keluar yang tidak pernah terpikirkan olehku. Aku tidak akan memungkiri kalau ia adalah wanita yang sangat cerdas dengan caranya sendiri dan itu adalah salah satu daya tarik yang aku dapatkan ketika aku melihatnya. Dulu.

Bahkan sifat Jingga yang sedikit cuek dan memberikan kebebasan kepadaku telah membuat aku begitu jenuh.

Aku ingin dia melarang ku melakukan apa yang aku mau, walaupun dulu aku sangat bersyukur memiliki istri yang sangat pengertian dan tidak mengekang ku. Mungkin aku memang tidak pernah bisa puas dengan apa yang aku miliki dan aku merasa sedang berpetualang dengan wanita baruku ini.

[Selamat tahun baru, Hun. Amin. Semoga kita bisa bersama, ya?]

[Ada yang mau aku bicarakan sama kamu. Kamu ada waktu nggak? Atau kamu sedang sibuk dengan keluargamu?]

Kalau keluarga yang kalian maksudkan adalah kedua orang tua atau walinya, maka kalian salah. Wanita yang sedang merajai hatiku saat ini, sudah berkeluarga, yang artinya, dia sudah memiliki suami dan seorang putra.

Gila, bukan? Ya memang gila. Aku jatuh cinta pada seorang wanita yang sudah memiliki suami dan dia pun jatuh cinta pada seorang pria yang telah memiliki istri.

Lihat selengkapnya