Retak Berhamburan

blank_paper
Chapter #19

Bab 19 - Berbagai Cara Dari Lidya (PoV Dewa)


Satu hari ini aku benar-benar tidak menanggapi pesan yang masuk dari Lidya. Aku bahkan tidak membukanya. Pikiranku kalut. Jingga sepertinya sudah yakin dengan keputusannya untuk berpisah dan tidak ada yang bisa aku lakukan untuk mengubah pikirannya.

Jingga tetap memegang janjinya. Ia tetap mengurus semua keperluanku, tetapi ia menolak untuk berdekatan denganku. Hal itu justru membuatku tersiksa. Sebelumnya, aku lah yang merasa kalau aku tidak tahan berdekatan dengannya karena aku merasa bersalah pada Lidya, tetapi sekarang, setelah Jingga yang menghindari ku, aku justru merasa ada sesuatu yang hilang.

Tentu saja aku tidak akan memaksa Jingga. Aku akan mengikuti apa yang ia mau, tetapi aku akan tetap berusaha menjadi suami dan ayah yang bisa diandalkan, kecuali tentang masalah Lidya yang tidak belum dapat aku selesaikan.

Malam itu, akhirnya aku memutuskan untuk melihat pesan dari Lidya. Seperti yang telah aku duga, ia akan mengirimkan begitu banyak pesan padaku.

Aku tahu kalau ia merasa tidak nyaman setelah kami sama-sama memutuskan untuk mematikan aplikasi zenly yang kami gunakan untuk mengetahui lokasi masing-masing. Aku bisa bayangkan ia pasti sudah berpikir macam-macam kepadaku karena memang dia sangat protektif kepadaku.

[By]

[By]

[Kamu di mana?]

[Kenapa tidak jawab aku?]

Masih banyak kiriman pesan lain, sampai aku menemukan pesan darinya tentang idenya untuk tidak lagi berkomunikasi lewat telegram. Ia bahkan membuatkan email baru untuk aku dan dia agar bisa berkomunikasi dengan aman. Ia mengajariku untuk jangan lupa keluar dari email setelah kami selesai berkomunikasi agar Jingga tidak bisa membuka emailku.

Aku membuka email yang biasa aku gunakan dan aku lihat ada satu pesan baru dari email milik Lidya yang baru.

{Dear Bapak Dewa, ini adalah email baru saya.}

{Bapak bisa menggunakan email baru bapak dengan password DewaLidya2511}

Tanggal dua puluh lima November adalah tanggal yang kami tentukan sebagai hari spesial kami. Aku pun membuka email baru itu. Aku membalas email-nya dengan menanyakan bagaimana acara kemarin yang tidak jadi aku ikuti.

{Bagaimana acara kemarin? Maaf ya aku tidak jadi datang.}

{Jingga bersikeras untuk berpisah. Dia bahkan membiarkan hubungan aku dan kamu untuk tetap berlanjut. Untuk sementara mungkin kita hanya bisa berkomunikasi lewat email dan tidak bisa sering seperti biasanya. Untuk sementara ini aku tidak ingin memancing emosi Jingga lebih lagi.}

Lihat selengkapnya