Malam ini benar-benar kacau. Aku sudah cukup senang karena Jingga mengizinkanku untuk tidur di kamar kami, walaupun dia memintaku untuk tidur di sofa. Aku ingin mencoba untuk memperbaiki hubungan keluarga kami agar Jingga mengurungkan niatnya. Aku bahkan berencana untuk mengajak mereka sarapan pagi setelah aku selesai berolahraga.
Tetapi apa yang terjadi benar-benar membuatku terkejut. Aku tidak pernah menyangka akan ada kejadian seperti ini. Jingga menerima pesan beberapa percakapanku dengan Lidya, dan yang lebih parah lagi, ada yang mengirimkan foto tangan Lidya yang sedang menggunakan cincin yang ia beli.
Aku memang membiarkannya memakai cincin itu, walaupun aku sempat terkejut ketika dia pertama kali menunjukkannya. Aku tidak menyangka Lidya akan seberani itu, tetapi dalam pikiranku justru aku melihat kalau Lidya memang ingin bersama denganku. Aku merasa tersanjung tanpa memikirkan akibatnya dikemudian hari.
Aku tahu apa yang ada di pikiran kalian. Aku lelaki bodoh. Aku lelaki lemah. Atau apa pun itu sebutannya. Aku sedang jatuh cinta, dan terkadang cinta membuat orang menjadi tolol. Dan aku sedang ada di dalam fase itu. Jadi, siapa pun yang menasehatiku, bahkan istriku sendiri, tidak akan bisa aku cerna.
Ada satu hal yang lebih mengejutkan aku. Ketika aku melihat pesan yang dikirimkan kepada Jingga, aku sangat mengenali akun itu. Itu adalah akun yang digunakan oleh Lidya setiap ia mengirimkan pesan kepadaku. Aku yang bernama boutiqe_monaco.
Dia membuat akun itu khusus untuk berkomunikasi denganku, agar bila suaminya memeriksa akun instragramnya, dan Lidya lupa menghapusnya, maka hubungan kami tidak akan ketahuan.
Dia juga sengaja memilih sebuah nama seperti sebuah toko agar bila Jingga melihat ada story yang muncul di instagramku dia tidak akan curiga.
Memang ini adalah kesalahan fatalku yang kedua setelah Jingga menangkap basah kalau aku memiliki wanita lain. Aku mengizinkan Lidya memakai cincin itu karena aku tidak terpikirkan kalau Jingga akan tahu. Mereka pun tidak saling mengenal. Jadi, menurutku tidak mungkin Jingga akan tahu, tetapi ternyata sekarang Jingga tahu dan yang memberi tahu Jingga adalah Lidya sendiri.
Aku tidak tahu mengapa Lidya mencari masalah ketika hubungan aku dan Jingga serta hubunganku dan dia sedang runyam seperti ini. Aku berharap dia bisa tenang tanpa mengganggu Jingga, tetapi sepertinya dia ingin memancing amarah Jingga. Mungkin dia ingin memancing agar Jingga memakinya dan lalu Lidya akan mengadu kepadaku. Entahlah. Aku tidak bisa berpikir.
Aku akan menanyakan hal ini kepadanya. Aku ingin tahu apa tujuannya menganggu Jingga. Aku sudah pernah bilang kepadanya kalau dia tidak boleh sekalipun mendatangi Jingga ataupun menyentuhnya, soal apa pun. Urusan aku dan Jingga akan menjadi masalahku dan bukan bagian untuk dia sentuh.
Aku belum mengungkapkan kalau aku mengetahui siapa pemilik akun itu. Aku khawatir kalau Jingga menjadi emosi dan lalu mendatangi Lidya ke kantor dan membuat keributan. Walaupun saat ini, aku cukup kagum dengan cara Jingga menguasai dirinya. Dia memang marah dan emosi, tetapi dia sangat bisa mengatur emosinya dan tidak mengamuk seperti yang aku bayangkan.
“Aku akan memintanya untuk tidak memakainya lagi.”
“Kenapa? Sekarang, cincin itu sudah menjadi cincin kalian. Tidak ada yang perlu kalian khawatirkan lagi, kan?”
Bukan itu jawaban yang aku inginkan. Aku berharap Jingga akan senang dengan keinginanku untuk berada di pihaknya, tetapi sepertinya dia sudah terlalu kecewa dengan keberanian Lidya.
“Aku tidak tahu apakah akan ada kejutan lain yang akan aku ketahui, tetapi aku harap, hal itu tidak akan diketahui oleh anak-anak.”
Jingga naik kembali ke atas tempat tidur dan menarik selimut untuk menutupi tubuhnya.