Aku tidak menyangka kalau anak tertuaku ternyata memendam kecurigaannya kepadaku. Aku tidak tahu kalau anak yang bahkan belum menginjak remaja itu bisa mengerti. Kalau suatu saat nanti dia bertanya kepadaku, aku tidak tahu jawaban apa yang akan aku berikan kepadanya.
Sepertinya, pagi ini Lidya memang sengaja untuk membuat hubunganku dengan Jingga menjadi semakin parah. Dia sudah tahu kalau Jingga datang, tetapi tetap memanggilku untuk berbicara. Dan aku juga tidak bisa menolak ajakannya karena jujur saja, aku juga merindukannya.
[By, maaf, ya? Aku tidak tahu kalau tadi Jingga menjemputmu.]
[Tapi aku kangen banget, By. Makanya tadi aku minta waktu sebentar.]
[Jingga marah? Kalian tidak bertengkar, kan?]
[Untung saja tadi Jingga tidak menghampiri kita.]
Pesan itu datang tidak lama setelah Jingga keluar dari ruang keluarga. Apa yang Lidya lakukan memang membuat Jingga marah, tetapi lebih karena anak kami melihatnya, bukan karena cemburu.
[Tidak apa-apa, Hun. Jingga hanya tidak suka karena tadi Devan melihat kamu.]
Bodoh, ya? Aku bahkan lebih mementingkan perasaan Lidya dibandingkan perasaan keluargaku sendiri.
[Oh. Devan melihatku? Memang dia tahu aku, By?]
[Aku masih kangen kamu. Belum puas tadi peluknya. Kamu langsung pergi.]
[Tapi aku senang karena bisa ketemu kamu sebelum aku pergi ke kantor. Kalau tidak begitu kita pasti tidak bisa bertemu.]
[Lain kali, beritahu aku dulu, ya? Kamu tahu kan kalau kita tidak bisa bertemu sesuka kita? Beruntung hari ini Jingga tidak melakukan apa-apa sama kamu.]
[Iya, By. Aku tahu. Aku memang bukan siapa-siapa kamu. Aku bukan yang sah yang bisa kapan saja bertemu kamu. Tapi, aku kangen banget, By. Kamu bisa ngertiin aku, kan?]
[Iya, Hun. Aku ngerti. Aku tidak marah, kok. Hanya mau mengingatkan kalau kita harus hati-hati.]
Percakapanku dengan Lidya sedikit terhenti ketika aku mendapatkan sebuah pesan dari Jingga. Aku langsung membukanya.
[Selama status kita masih sah sebagai suami istri, aku berharap kamu bisa sedikit menghargai hubungan kita. Aku tidak meminta kamu untuk berpisah dengan wanita itu. Aku tahu kalau kamu mencintai dia dan aku tidak ada niat untuk berada di antara kalian berdua.]
[Ini adalah syarat yang aku minta, dan aku tidak akan mengganggu kalian]
[Sabtu dan Minggu ketika kamu pergi dengan aku dan anak-anak, aku harap dia tidak mengganggu atau kalian saling berkirim pesan. Aku tidak peduli apakah kalian ingin melakukannya di hari biasa, selama tidak melakukannya di rumah ini. Terutama VC.]
[Tidak memakai apa pun yang berpasangan di depan umum, setelah kita resmi bercerai, terserah kalian.]