Retak Berhamburan

blank_paper
Chapter #28

Bab 28 - Mengabaikan Lidya (PoV Dewa)


Setelah perpisahan kami kemarin, aku dan Lidya tidak lagi saling menghubungi. Aku tahu kalau dia sangat kesal kepadaku karena mengira kalau dia yang mengirimkan semua pesan itu. Aku tidak tahu apa yang harus aku percayai.

Pengirimnya menggunakan akun yang biasa dia pakai untuk berhubungan denganku. Wajar kalau aku berpikir dia yang melakukannya.

Aku tidak suka reaksinya yang langsung menuduh Jingga yang melakukannya. Aku tetap memiliki keyakinan kalau tidak ada alasan bagi Jingga untuk melakukannya karena Jingga sudah memproses perceraian kami tanpa ada pertimbangan untuk mundur.

Aku tidak mengabari Lidya kalau aku berangkat bersama Dennis untuk bersepeda ke luar kota hari ini, tetapi sebelumnya aku sudah pernah mengatakan rencana ini kepadanya. Aku tahu dia akan bertambah marah, tetapi aku mencoba untuk tidak memedulikannya.

Aku berpamitan dengan Jingga sebelum aku berangkat dan berjanji akan terus mengabarinya. Tadinya, aku ingin mengecup keningnya seperti biasa, tetapi Jingga tidak mengizinkannya. Aku hanya mengecup anak-anakku yang masih tertidur.

Aku membawa mobil dan menjemput Dennis di rumahnya. Dennis tahu tentang aku dan Lidya. Tentu saja karena Lidya dengan keras kepala tetap bercerita kepadanya karena ia bilang butuh teman curhat.

Peristiwa kemarin pun sudah sampai ke telinga Dennis tentang bagaimana aku menuduhnya mengirimkan semua percakapan dan foto kepada Jingga. Aku yakin dia pasti akan menceritakan bagaimana kesalnya dia padaku.

“Lidya ngambek lagi, ya?” tanya Dennis kepadaku sambil melihat ponselnya. “Dia cerita kalau kamu menuduhnya telah mengganggu Jingga.”

Aku hanya bisa tertawa dan menggelengkan kepala. “Dia benar-benar mengadu semua kepadamu, ya? Aku tidak mengerti kenapa dia bercerita ke banyak orang tentang hubungan kami. Bukannya aku tidak percaya padamu, ya.

Tapi, aku merasa kalau hubungan ini seharusnya dirahasiakan. Aku berusaha menutupi keberadaannya, tetapi dia lebih senang untuk membukanya. Hal itu justru semakin membuat posisi hubungan kami menjadi lebih sulit dan berisiko.”

“Kamu tahu wanita. Mereka tidak bisa kalau tidak cerita. Mungkin saja sebenarnya dia juga merasa bangga dengan hubungan kalian.”

“Entahlah aku tidak bisa mengerti. Dia cerita kepada temannya Devina, dan juga salah satu supervisor di kantornya, Pak Ambar.”

“Lalu, apakah kamu benar-benar percaya kalau dia yang melakukannya?” tanya Dennis.

“Aku tidak tahu. Jujur aku lebih percaya pada Jingga. Aku sudah mengenalnya lebih dari setengah hidupku. Sedangkan Lidya .... Terkadang aku tidak bisa mengerti kepribadian dia yang sebenarnya.”

“Kata Lidya, mungkin saja Jingga mengclone ponselmu.”

“Memang bisa seperti itu? Bagaimana cara mengeceknya?”

“Coba aku pinjam ponselmu. Aku cek.”

Aku memberikan ponselku kepada Dennis. Beberapa saat Dennis melihat apakah benar ponselku di clonning.

Lihat selengkapnya