Retak Berhamburan

blank_paper
Chapter #51

Bab 51 - Reaksi Mertuaku (PoV Dewa)


“Ma, Pa. Jingga minta maaf. Kedatangan kami ke sini, untuk memberitahu kalau Jingga dan Dewa akan segera bercerai.”

Aku melihat raut wajah kedua mertuaku tampak membeku. Mereka bahkan terdiam beberapa saat setelah mendengar perkataanku seakan mereka sedang mencernanya.

Suasana di ruang tamu saat ini menjadi tegang.

Aku bahkan hanya bisa terdiam setelah aku mengatakan maksud kedatanganku ke sana.

“Ber—bercerai?”

Satu kata itu akhirnya terlontar dari ibu mertuaku. Suaranya tampak bergetar sedangkan ayah mertuaku memandang kami bergantian. Tidak percaya dengan apa yang saja mereka dengar.

“Ta—tapi, kenapa? Ada apa?”

Ibu mertuaku kembali bertanya.

Mereka tentu saja terkejut karena selama ini aku dan Dewa tidak pernah sedikitpun memperlihatkan keretakan rumah tangga kami. Aku bahkan tidak pernah mengatakan apa pun tentang perselingkuhan Dewa.

“Apakah kalian bertengkar? Bukankah bertengkar adalah hal biasa dalam berumah tangga? Mama dan Papa juga begitu, tetapi apakah harus sampai berpisah?”

Ibu mertuaku tampak masih terkejut. Bahkan setiap kata yang beliau ucapkan terdengar bergetar seakan menahan air mata yang siap mengalir dari matanya.

“Dewa. Apa yang sudah kamu lakukan?” Suara tegas itu kini mengambil alih. Ayah mertuaku menatap tajam ke arah Dewa. Ayah mertuaku memang sosok yang tegas.

“Semua memang salah Dewa, Pa.” Dewa tertunduk. Aku tahu kalau saat ini Dewa pasti merasa takut menghadapi ayahnya. Tidak ada lagi yang bisa Dewa lakukan kecuali mengaku.

“Iya. Sudah pasti kamu yang melakukan kesalahan. Papa dan Mama sangat mengenal Jingga. Dia adalah wanita yang sangat sabar, kecuali kamu melakukan sesuatu di luar toleransinya.”

“Maafkan Dewa, Ma, Pa. Dewa ....” Aku bisa melihat wajah pucat Dewa dan tangannya yang mengepal. Sepertinya ia sedang menahan ketakutan yang besar. “Dewa mengkhianati Jingga, Ma.”

Sebuah suara gebrakan di meja membuat kami semua terkejut setelah pengakuan Dewa. Tubuhku sempat terjengkat mendengar suara itu.

Aku bisa melihat kemarahan yang muncul di raut wajah ayah mertuaku. Aku bahkan langsung menunduk setelah melihatnya.

Lihat selengkapnya