Retak Berhamburan

blank_paper
Chapter #53

Bab 53 - Bertemu Lidya Kembali (PoV Dewa)


“Jadi, kita akan benar-benar berpisah?”

Jingga mengangguk tanpa ragu. “Menurutku itu yang terbaik.”

“Tidak menurutku.”

“Seperti yang sudah aku bilang, aku tidak mau hidup dalam kecurigaan kepadamu. Aku tidak mau kecemasanku dan ketidakpercayaanku kepadamu akan mempengaruhi anak-anak. Aku lebih memilih untuk hidup tenang, meskipun aku harus melepaskan kamu.”

“Kenapa sih kamu tidak bisa mempercayaiku? Aku tidak akan kembali pada Lidya.”

Jingga sedikit tertawa mendengar kata-kataku. “Kamu pernah mencoba menipuku dengan mengatakan hubungan kalian sudah berakhir. Dan itu tidak hanya satu kali, Wa.”

“Kali ini, aku serius. Aku benar-benar akan mengakhirinya. Bahkan aku sudah jarang berkomunikasi dengannya.”

“Jarang tidak berarti berhenti, kan? Kamu belum rela untuk melepaskannya, Wa. Sebagian egomu masih ingin berpetualang. Silakan lanjutkan, tetapi jangan ajak aku turut serta dalam permainanmu.”

“Kamu memang sudah tidak mencintaiku lagi.”

“Apakah mencintai seseorang harus selalu menuruti keinginan orang itu? Aku mencintai kamu, tetapi aku tidak bodoh untuk mengulanginya lagi.”

“Lakukan saja apa yang kamu mau. Aku sudah tidak tahu harus berbuat apa lagi. Aku ingin mempertahankan keluarga ini, tetapi sepertinya kamu yang ingin cepat-cepat pergi dariku.”

Jingga menoleh dengan cepat ke arahku. “Apa maksudmu?”

“Aku tidak ada maksud apa-apa. Aku hanya heran kenapa kamu begitu buru-buru ingin kita segera bercerai. Kita menikah tidak hanya satu dua tahun, tetapi kamu dengan mudahnya mau membuang semua itu.”

“Dengar ya, Dewa. Bukan aku yang memulai. Kamu yang terlebih dahulu menodai pernikahan ini. Aku tidak ingin berlarut-larut ada di tengah-tengah kalian. Karena itu lah aku ingin cepat pergi.”

“Aku sudah berusaha berubah. Aku bahkan sudah akan meninggalkan Lidya, tetapi kamu tetap bersikeras.”

“Sudah terlambat, Wa. Seharusnya, dari semula kamu tidak pernah mengundang wanita itu masuk.”

Kami sudah sampai di depan sekolah. Masih ada waktu lima belas menit sebelum anak-anak pulang sekolah.”

“Karena dia, kan?”

Kening Jingga mengerut. Tampak tidak mengerti arah pembicaraanku.

Lihat selengkapnya