Retak Berhamburan

blank_paper
Chapter #57

Bab 57 - Mencoba Menjelaskan


POV DEWA


Tanpa pikir panjang, setelah mandi, aku langsung pergi meninggalkan Lidya di apartemen dan menuju ke rumah. Aku tidak peduli Jingga akan semarah apa kepadaku. Aku akan menerima semuanya.

Yang penting, aku harus menjelaskan kepadanya kalau aku tidak bermaksud untuk mengkhianatinya lagi. Aku bahkan tidak ingat mengapa Lidya yang ada di sampingku pagi ini.

Sudah beberapa hari aku berhasil mengabaikan Lidya. Aku biarkan komunikasi itu hanya satu arah untuk membuatnya mengerti kalau apa yang kami lakukan harus dihentikan.

Aku tidak peduli dengan teriakan Lidya yang memanggil namaku ketika aku dengan terburu-buru meninggalkan apartemen. Bisa aku bayangkan bagaimana kesalnya Lidya ketika aku mengabaikannya

Aku memang belum mengembalikan mobil yang waktu itu aku bawa. Jadi, mobil itu sekalian aku kembalikan. Setidaknya, selain untuk mengunjungi anak-anak, aku memiliki alasan lain untuk pulang.

Untung saja jalan raya tidak begitu ramai. Hanya lima belas menit aku bisa sampai di rumah. Sepanjang perjalanan aku mencoba menghubungi Jingga, tetapi ia tidak mengangkatnya. Entah dia memang mengabaikanku, atau dia sedang asyik di dapur.

Aku sengaja tidak mengirimkan pesan karena aku takut, kalau Jingga tahu aku sedang menuju ke sana, dia akan menghindar atau sengaja pergi agar tidak dapat bertemu denganku. Aku tidak menyalahkannya kalau dia sampai menghindariku, tetapi Jingga bukan tipe wanita seperti itu. Dia akan menghadapi masalahnya sampai selesai.

Sampai di rumah, aku memarkirkan mobil Jingga di tempat biasa dan langsung mengetuk pintu. Tidak lama, aku menunggu dan Jingga yang membuka pintu.

Dia tampak terkejut. Aku rasa dia tidak mengira kalau aku akan segera datang menemuinya.

“Kita harus bicara soal kejadian tadi.”

Jingga berdiri sambil bersandar dan melipat tangannya di depan dada. Pandangannya kepadaku begitu berbeda. Dan itu membuatku sangat khawatir.

Sebisa mungkin aku memperlihatkan wajah menyesalku. Aku tidak berpura-pura. Aku memang menyesal dengan kejadian tadi. Tidak pernah terpikir olehku kalau Lidya akan seberani itu mengangkat panggilan Jingga. Mungkin ini caranya membalas dendam kepadaku karena aku mengabaikannya akhir-akhir ini.

Lihat selengkapnya