Aku sedang sibuk membuka satu per satu aplikasi di layar laptop IBM-untuk memastikan perangkat elektronik kesayanganku itu sudah kembali seperti sedia kala-ketika Lestari mencolek-colek bahuku dengan sengaja.
“Kak, senior Ri yang kemarin memperbaiki laptop itu minta izin kenalan, namanya Jaka,” ujar gadis mungil yang sudah menjadi satu-satunya temanku berbagi rumah sejak setahun yang lalu.
“Kok, bisa tiba-tiba minta kenalan?” Keningku berkerut. Aku cukup yakin sudah berpesan pada Lestari untuk bersikap seolah-olah ini adalah laptopnya, jadi bisa cincai-cincailah urusan biaya perbaikan.