Baru saja aku turun dari motor saat gawai di saku celana bergetar. Aku memang tak pernah menggunakan nada dering, tidak suka dengan keributan yang ditimbulkannya. Lebih baik gawai ini selalu dalam keadaan hening, jadi ... sekalipun banyak yang menghubungi, aku tak dibuat pusing olehnya.
“Ya, Mita. Aku baru sampai parkiran. Ada apa?” tanyaku saat mengangkat panggilan dari teman kuliah dulu yang kini bekerja di sekretariat Magister Akuntansi.
“Maaf, lambat menghubungi Kakak, sampai-sampai Kakak datang juga ke kampus ini. Mita tadi sibuk sekali, Kak,” jawabnya. Aku memang sempat minta tolong dia membantu lihatkan pengumuman hari ini, agar tak perlu bersusah payah berkendara setengah jam dari rumah ke kampus. Tapi, sampai dengan Bang Jaka pulang mengajar, masih belum ada kabar darinya, jadi kuputuskan untuk tetap berangkat sendiri dan melihat pengumumannya.
“Kamu di mana?” Aku celingukan saat memasuki lobi dan tidak menemukan sosok gadis berbadan mungil itu. Bukankah dia juga ikut tes bersamaku kemarin? Apa dia tidak penasaran dengan hasilnya?
“Sedang di rektorat, Kak. Sepertinya kita selisih jalan.”
“Oh, kalau begitu, mau aku bantu fotokan pengumumannya?”
“Enggak usah, nanti kembali dari sini, kan, Mita bisa lihat sendiri.”
“Iya juga, ya, kamu ‘kan kerja di sini.” Aku tertawa kecil di ujung kalimat.
Kulangkahkan kaki ke ruang kelas yang kemarin digunakan untuk wawancara. Siapa tahu pengumumannya dipajang di sana, karena tadi tak kutemukan di lobi.
“Kakak sendirian? Enggak diantar abangkah?”
“Iya, sendiri. Abang ‘kan mau Jumat’an, mana bisa ngantar.”
“Ya sudah, Kak. Mita lanjut urusan ini dulu, ya … Hati-hati bawa motor, lagi hamil begitu.” Dia mengingatkan. Memang tak banyak yang tahu bahwa aku sedang hamil karena bagian perutku masih belum terlalu besar. Tetapi Mita tahu, karena aku pernah bertanya padanya tentang persyaratan administrasi TA ini, apakah ada persyaratan “tidak sedang hamil” atau tidak.
Aku tertegun menyaksikan selembar kertas berisi sepuluh nama yang dinyatakan lulus penerimaan TA, tepat di pintu ruangan Mita bekerja. Jantungku berdebar kencang mendapati namaku berada di sana, menjadi salah satu di antara mereka yang diminta melengkapi pemberkasan sesegera mungkin dan mulai bekerja di hari Senin. Sekarang Jumat, berarti hanya tinggal besok waktu untuk mengumpulkan dan menyerahkan berkas-berkas tersebut.