Retightened the Bond

Aditarifa Rizki
Chapter #2

2. Cowok Gemini Yang Pengin Aku Hiih!

Seminggu setelah insiden ‘dikacangin’ itu, baru aku bertemu lagi dengan Pak Ganesha. Wajar sih, mengingat job desc lelaki itu tidak berkaitan langsung dengan kami. Kalaupun ada bisa diselesaikan melalui email. Jadi tidak ada kewajiban dia untuk mampir ke sini.

Siang itu aku baru selesai menginput stok terakhir perlengkapan kantor dan berniat akan meregangkan badan saat wajah Pak Anwar muncul di pembatas kubikelku.

“Nah, ini nih. Sudah kelar kerjaanmu, Sava?” tanyanya sambil mengangkat alis.

Aku mengerjap kaget, batal mengangkat tangan dan mengulet. Bahkan kuap pun terpaksa kutelan lagi. Rasanya tidak nyaman, seperti menelan gumpalan udara yang membuat hidung dan tenggorokan menegang maksimal. Hadeh.

“Sudah semua, Pak. Sudah bisa Bapak cek juga,” jawabku.

“Sip. Sini, ikut saya ke ruangan,” ujarnya sambil melambai kecil. Aku melirik jam di dinding, masih lima menit lagi menuju jam makan siang. Semoga tidak perlu lama-lama di ruangan Pak Anwar, supaya waktu istirahatku tidak terpotong.

Saat Pak Anwar membuka pintu ruangannya, barulah aku melihat Pak Ganesha di dalam. Duduk santai sambil menekuri beberapa lembar kertas.

“Nah, ini karyawan yang saya bilang tadi, Gan,” ucap Pak Anwar santai sambil menunjukku dengan telapak tangan. Aku mengernyit, heran. 

“Nggak neko-neko, teliti dan rajin. Ya kan, Sava?” lanjut Pak Anwar lagi. Aku makin bengong. Halo, ini ada apa, ya? Sementara Pak Ganesha tersenyum menatapku. Diulurkannya tangan ke arahku.

“Kayaknya kita belum ketemu, ya. Saya Ganesha, Purchasing Supervisor yang baru,” ucapnya sopan.

Demi apa, belum ketemu katanya? Aku terperangah. Jadi minggu lalu, aku dicuekin karena dia tidak melihatku, gitu? Apa waktu itu aku ditutupi jubah Harry Potter?

Kutangkupkan dua tangan di depan dada. “Alsava, Pak,” jawabku—yang sialnya—dengan suara mencicit. Efek syok dengan ucapannya tadi. Tapi sepertinya dua laki-laki di depanku ini menangkap gestur berbeda.

“Jangan terpesona dulu, Sava. Belum-belum kamu udah gugup aja,” sambar Pak Anwar sambil terbahak. Disambut kekehan Pak Ganesha.

“Cowok Gemini kayak Pak Ganesha ini memang mempesona, ya. Bikin klepek-klepek hahahah,” lanjutnya. “Tadinya saya pikir kamu kebal sama cowok, Va.”

Aku mengerutkan hidung. Apa hubungannya coba? Ah, berada di sini aku jadi merasa seperti badut.

“Jadi saya kenapa dipanggil ke sini, Pak? Buat dijadikan lelucon atau ada pekerjaan untuk saya?” tukasku datar. Membuat Pak Ganesha menolehku dengan alis terangkat.

Lihat selengkapnya