“Ibu sehat, Sava?”
“Sehat, Tan. Cuma agak kambuh aja migrennya, mungkin capek. Karena itu nggak Sava bawa kesini. Takut makin pusing kalau kena panas matahari.”
“Ya ampun, semoga segera sembuh ya. Besok deh, Tante main ke sana.”
“Om mana, Tan?” tanyaku sambil meraih baskom berisi daging sapi dan mengambil pisau dari laci.
“Main golf sama teman-temannya. Heran deh, udah pensiun bukannya nemenin istrinya di akhir pekan begini. Malah keluyuran.”
“Kan weekdays udah berduaan terus sama Tante,” ujarku sambil menaik-naikkan alis. Tante Ima tertawa sambil menggeleng-geleng malu. Adik sepupu ibuku ini memang tinggal berdua saja dengan suaminya. Anak mereka satu-satunya kini tinggal di Pekanbaru dan kadang-kadang saja main ke Dumai.
“Ini mau dimasak apa, Tan?” tanyaku merujuk pada daging sapi yang kupegang.
“Asam pedas daging saja. Om kamu langsung request menu itu waktu Tante bilang kamu mau kesini tadi pagi. Katanya asam pedas buatan kamu itu paling enak. Buatan Tante sih kalah jauh.”
Aku menjura ala-ala kerajaan lantas tertawa. Sebagai anak perempuan satu-satunya dari ibu yang pintar memasak, aku memang terbiasa memasak berbagai menu sejak remaja. Ibu bilang perempuan Minang itu harus pintar masak, bukan hanya berprestasi di bidang lainnya.
“Lidah itu pengikat cinta, Sava. Masakanmu akan jadi pengikat suami dan anak-anakmu untuk selalu pulang. Kemanapun mereka pergi.” Begitu kata Ibu.
Aku sempat antipati pada kalimat itu. Buktinya Ibu piawai mengolah berbagai menu, pun membuat aneka kue. Tapi Ayah pergi, menghilang tanpa kabar tanpa jejak bertahun-tahun.
Masakan Ibu gagal menjadi pengikat yang menuntunnya untuk pulang. Namun seiring waktu aku memahami bahwa masakan Ibu memang pengikat. Paling tidak untukku, karena sudah pasti aku akan selalu ingat pada rasa dan kenangannya.
“Kerjaan gimana, Va? Lancar?”
“Alhamdulillah lancar, Tante. Cuma lagi agak tinggi aja loading-nya seminggu ini.”
“Lembur-lembur dong kamu?”
“Iya, Tan. Tapi nggak sampai malam banget, kok,” tuturku sambil memotongi daging dan memukulnya dengan beater agar lebih cepat lunak.