Retorika Mimpi Kapal Kertas

Oleh: Muhammad Salim Supriatna

Blurb

Bermimpi tidak melulu tentang ilmu dan pengetahuan, membatasi ruang dalam ego diri serta cara berfikir berdasarkan materi. Bermimpi tidak selalu ingin menjadi dokter, menjadi polisi atau hanya sekedar menjadi penjual nasi kucing keliling.

Berbicara lah kepada harap dalam hati dan bulan di malam hari. Ucapnya mimpi ini belum terjadi, dan tidak akan pernah terjadi.

Setelah beberapa tahun dan beberapa hari dalam kalender Masehi. Perihal mimpi Adit, bukan permasalahan semua orang, mereka melihat, mendengar dan sekedar berbicara lalu perduli sejenak kemudian memilih untuk tak acuh kembali. Begitu dengan Fani, sang pemilik rumah yang bergerak lepas namun seakan membatasi diri, membuat Adit sedikit malu dan tidak percaya diri ketika memilih menuangkan rindu di setiap temu sekaligus di antara tamu.

Kepada semesta, bulan dan bumi beserta pemilik setiap rumah yang siap disinggahi, tersampaikan sebuah kisah klasik sebatas Retorika Mimpi Kapal Kertas.

Lihat selengkapnya