Malam yang damai, orang-orang berjalan berlalu lalang, dan lampu-lampu yang berdiri tegak menyala penuh kehangatan seperti menemani salju pertama yang akhirnya turun di langit Inggris, seseorang duduk sendiri di dekat kaca di pojok café Phillies, ditemani segelas coklat panas dan cake cokelat kesukaannya, seorang gadis belia berkulit putih, berambut panjang dengan pancaran mata yang cemerlang menatap langit malam yang dihiasi dengan putihnya salju yang indah dari kaca café tempat ia duduk. Fikirannya pun terbang mengingat hampir 3 tahun berlalu, saat dia harus berpamitan kepada kedua orangtuanya untuk meneruskan kuliah S2 ke Negara Ratu Elizabeth ini, di depannya terdapat laptop silver yang perlahan dia buka.
Sambil meminum coklat panas, Irish Freya Zahra nama gadis cantik tersebut. Sesuai namanya yang berarti Dewi pelangi yang cantik seperti bunga mekar yang disematkan kepadanya, membuat orang lain kagum dengan wajah dan kebaikan hatinya, Irish sapaan untuknya kini sedang menyeruput cokelat panas miliknya sambil dia menggerakan mouse di tangan kiri, dilihat folder foto-foto keluarga tercintanya dengan kenangan-kenangan penuh makna. Irish sangat merindukan kedua orang tuanya dan adik kembarnya Yusuf dan Yahya, hampir 10 menit Irish melihat foto-foto yang ada di folder “Best Family Ever”, senyum indah tersimpul di bibir merah, namun tiba-tiba Irish terlihat sedih dan mengeluarkan bulir air mata, kemudian ia menutup folder foto yang ia lihat dan kemudian membuka folder “Story”, banyak kumpulan dokumen word miliknya, dan ada satu folder juga di sana, Irish pun mengklik-nya dua kali.