Langit kota di tahun 2035 dipenuhi oleh layar holografis yang memancarkan iklan-iklan futuristik. Dunia telah berkembang pesat, tetapi bagi Raven Ashford, seorang remaja 17 tahun, hidup terasa membosankan. Mantan gamer profesional kompetitif itu kini hanya seorang siswa SMA biasa yang menyimpan rasa rindu akan masa kejayaannya.
Dulu, dia dikenal sebagai "Ash Lightning," seorang pemain muda yang memimpin timnya meraih gelar juara di berbagai turnamen global. Tapi semua itu dia capai dengan cara yang membuatnya dijuluki "lone genius." Raven adalah tipe pemain yang bisa memikul seluruh timnya sendirian. Dengan otak strategis dan refleksnya, dia sering kali menjadi alasan utama kemenangan tim, sementara anggota lain hanya pengisi.
Meski sukses membawa banyak trofi, sikapnya yang egois membuatnya jauh dari rekan-rekannya. Bagi Raven, kerja sama tim hanyalah alat yang tidak diperlukan jika dia bisa menang sendirian. Akibatnya, hubungan dengan timnya rusak, dan ketika dunia gaming beralih ke teknologi VR3D, dia ditinggalkan sendirian.
Tapi Raven tidak peduli. Dia lebih nyaman bermain sendiri. “Jika aku bisa menang sendiri, kenapa harus bergantung pada orang lain?” pikirnya.
Ketika iklan Eternal Dusk, game VR3D terbaru, muncul di layar holografis di depan minimarket tempat ia bekerja paruh waktu, langkah Raven terhenti. “The ultimate adventure awaits. Are you ready to face your destiny?” suara lembut dari iklan itu memancing rasa penasaran.
*Eternal Dusk?* Raven pernah mendengar desas-desus tentang game ini. Dunia tanpa batas, petualangan tanpa akhir. Dengan teknologi VR3D, setiap rasa bahkan rasa sakit akan terasa nyata.
“Mungkin ini kesempatan untuk membuktikan bahwa aku masih terbaik, bahkan dalam dunia baru ini” pikirnya, senyuman kecil muncul di wajahnya.
---
*Malam itu, di kamar kecilnya*
Raven memeriksa perangkat VR3D bekas yang dia beli dengan menabung selama berbulan-bulan. Helm itu sedikit tergores, tetapi fungsinya masih sempurna. Dengan tangan gemetar, ia memasangkan helm tersebut di kepalanya dan menghubungkannya ke konsol. Layar holografis di depannya menyala, memancarkan cahaya biru.
"Selamat datang di Eternal Dusk," suara AI menyambutnya. "Harap bersiap untuk sinkronisasi jiwa."
Sinkronisasi jiwa teknologi yang paling revolusioner dan kontroversial. Proses ini memindahkan kesadaran pemain ke dunia virtual, membuat pengalaman bermain terasa seperti kehidupan nyata. Raven menelan ludah, merasa gugup sekaligus bersemangat.