Rewind>>

Syarifah Suharlan
Chapter #9

The Godfather

THE GODFATHER

 

           Selama beberapa pekan perkuliahan, aku mengajar beberapa mata kuliah di jenjang angkatan mahasiswa semester satu, semester 3, dan semester lima. Beberapa kelas penuh kecerdasan presentasi dan ada kelas yang lain minim kemampuan membaca dan mahir berorasi. Maka tugas-tugas individu sebagai penambah penguatan kualitas ilmu bagi mahasiswa kuberikan agar menambah kegiatan membaca dan mengunjungi perpustakaan menjadi sebuah kebiasaan ilmiah yang didapatkan.

           Di akhir tahun 2017 jumlah mahasiswa program studi Tarbiyah/Pendidikan Agama Islam bertambah banyak. Motivasi perkuliahan dari mahasiswa yang rada malas menjadi cukup rajin datang ke kampus, sopan santun merangkul dalam sapaan akrab dilakukan dekan kepada mahasiswa tingkat akhir sehingga iklan dari mulut ke mulut akan perkuliahan yang menyenangkan menjadi daya tarik prodi kami.

           Ditahun yang sama aku diangkat menjadi ketua program studi yang mengggantikan Pak Acep pindah mengajar ke Bogor. Dengan meja tugas yang sederhana aku memulai tugas pelayanan akademik bagi mahasiswa baru dan mahasiswa lama. Informasi yang tersampaikan dengan baik serta memahami masalah-masalah yang khas di kalangan mahasiswa menjadikan mereka menganggapku sebagai ibu kedua bagi mereka di kampus.

           “Buku apa nih?” gumamku dalam hati ketika membuka laci meja kaprodi lama.

           “Karen Armstrong, Berperang Demi Tuhan, wah..hebat sekali bacaan buku dosen ini.” Gumamku lagi.

           “Aku akan izin meminjam dan membacanya, walau tebal sekali buku itu adanya.” Niatku dalam hati.

           Setelah kubongkar berkas-berkas lama, dan membungkusnya dalam satu wadah kardus, aku merapikan meja kerjaku. Aku taruh laptop ditengah dan printer miliku disamping meja kaprodi dengan penambahan meja kecil disampingnya. Aku siap bertugas menjadi ketua program studi dengan berbagai gagasan-gagasan menarik untuk persiapan membimbing mahasiswa akhir untuk praktek mengajar dan observasi lapangan pemilihan tempat kuliah kerja nyata.

           Pengalaman pertama hadir diwisuda angkatan tahun 2014 yang diselenggarakan di tahun 2018 sebagai Ketua Program Studi Pendidikan Agama Islam menjadi hal yang berkesan epic seperti team Avenger, mengapa? Iya karena adanya kekompakan yang erat antara aku selaku kaprodi dan mahasiswa-mahasiswa angkatan 2014 yang menjalani serangkaian tugas akhir dan nilai yudisium yang baik dalam level A.

           Namun penghalang keakraban akademik antara kaprodi dan mahasiswa terbentur oleh seorang administrasi tata usaha di ruang fakultas kami, dia sudah sepuh dan sangat lama berada di fakultas ini, kekuasaannya melebihi dekan-dekan yang senantiasa silih berganti bertugas karena status SK Rektor yang membatasi masa kepemimpinan seorang dekan, maka sang admin menjadi penentu suara kebijakan fakultas yang terkadang tidak mengindahkan pelayaan yang baik bagi mahasiswa sebagai seorang ilmuwan yang sedang menuntut ilmu untuk meraih cita-cita tahta masa depan mereka.

           “Bu ..Pak Andang tidak memberi surat penelitian skripsi kami bu..!”

           “Bu..kami sudah sopan meminta tapi dijawab dengan perkataan sibuk dan diminta datang lagi esok hari..”

           “Bu..kami minta print lembar KHS (Kartu Hasil Studi) tapi kami malah dimarahinya bu..”

           Begitulah beberapa keluhan mahasiswa yang tidak tahan dengan perilaku admin fakultas kami. Dekan yang melihat dan mendengarpun tak mampu untuk merubah situasi, sehingga lambat laun kemarahan yang terpendam menjadikan mereka tak sudi berlama-lama di fakultas.

           Waktu terus berjalan acara wisuda tahun 2018 menjadi sangat berkesan, jumlah yang mengikuti wisuda dari fakultas kami cukup signifikan. Ada kegembiraan dan keharuan yang mendalam bagi mahasiswa yang memiliki jumlah semester banyak---lebih dari semester delapan--- mendapat kegembiraan setelah mengikuti bimbingan dan ujian skripsi yang menguras fikiran.

           Ditahun ini juga akreditasi program studi Tarbiyah/Pendidikan Agama Islam pertama dilakukan melalui perwakilan Kemenristekdikti yang mengutus dua orang asesor ke kampus. Data borang manual yang menyangkut data kehadiran mahasiswa, berita acara perkuliahan, kumpulan silabus atau RPS, serta lembar-lembar ketentuan yang memenuhi unsur akreditasi mesti dipersiapkan. Di pundak dekan, kaprodi dan dosen-dosen yang memiliki laporan jurnal ilmiah dan laporan kegiatan mengikuti seminar nasional dan internasional harus di paparkan di depan asesor. Kegiatan mahasiswa yang tergabung dalam Badan Eksekutif Mahasiswa fakulltas pun diminta laporan oleh asesor dua.

           Hasil akreditasi Fakultas Agama Islam mendapat nilai B, program studi Tarbiyah berubah menjadi program studi Pendidikan Agama Islam juga mendapat nilai akreditasi B. para alumni yang datang saat menghadiri proses akreditasi berucap syukur dan senang. Hasil perkuliahan mereka kini bisa diakui oleh negara Republik Indonesia melalui lembaga Kementrian Riset dan Teknologi Pendidikan Tinggi (Kemenristekdikti). Kesemuanya itu terangkum dalam puja dan puji kepada tuhan semesta alam dan mengakui serta menghormati diri sendiri sebagai seorang dosen yang turut memberi sumbangsih pencerahan bagi rakyat bangsa dan negara.

           Penerimaan mahasiswa baru menjadi syahdu, yang mendaftar bertambah dalam jumlah kelas. Kelas reguler pagi, reguler malam dan kelas karyawan. Tugas kaprodi menjadi bertambah khidmat dan bijak, karena usia jiwa mahasiswa perlu mendapat perlakuan yang logic dan terukur dalam jasa pelayanan akademik yang akurat. Meja kerjaku selalu ramai, dikunjungi mahasiswa-mahasiswa yang ingin mendengar saran dan anjuran agar perkuliahan mereka tidak berbelok kekiri dan kekanan. Namun yang tak kusangka adalah kisah iri hati yang selalu dominan dalam perjalanan hidup keturunan Nabi Adam membuatku terjungkal di tengah jalan.

           Begini ceritanya…

           Fakultas Agama Islam memiliki empat pilihan program studi. Program Studi Pendidikan Agama Islam, Program Studi Komunikasi Penyiaran Islam, Program Studi Ahwalus Syakhsiyah dan program studi Perbankan Syariah. Hanya meja kaprodi Pendidikan Agama Islam saja yang ramai dikunjungi oleh para mahasiswa, beberapa mahasiswa pindahan juga sangat terbantu dengan informasi pelayanan akademik oleh kaprodi tersebut.   Dekan selaku pimpinan akhirnya membuat grup WA tersendiri, khusus pimpinan fakultas. Namun yang disayangkan admin fakultas dimasukkan pula di grup itu oleh dekan. Maka apapun perbincangan para pimpinan fakultas yang terdiri dari dekan, wakil dekan, dan empat kaprodi menjadi perbincangan chat yang sangat mudah dibaca oleh admin fakultas kami itu. Hingga pada suatu ketika, ada keluhan yang terus menerus di beritakan oleh mahasiswa perihal pelayanan akademik yang tertolak atau ditunda-tunda oleh admin fakultas (yang kebanyakan dari mahasiswa prodi Pendidikan Agama Islam) maka sebagai kaprodi kusampaikanlah kritik kepada dekan untuk dapat menegur admin tersebut.

           Namun bukan teguran yang didapat, malah aku mendapatkan surat pemberhentian sebagai kaprodi yang ditanda tangani oleh dekan dan tiga kaprodi lain.

Lihat selengkapnya