Rewind>>

Syarifah Suharlan
Chapter #16

Passer Baroe

PASSER BAROE

 

Rute Pertama

Pasar Baru, Minggu, 3 Oktober 2021, pukul 14.30 wib, guide Sinta, titik kumpul di depan Family Mart, dekat Stasiun Djuanda.

           Pagi-pagi aku bergegas untuk sampai ke tempat titik kumpul yang sudah ditentukan. Titik kumpul itu di stasiun Juanda. Sebagai peserta baru aku agak ragu dalam mendekati titik kumpul yang dituju. Setelah celingak celinguk mencari tanda-tanda dari peserta lain atau guide yang akan bertugas, aku berdiri di pagar besi Stasiun Juanda.

           Setelah sepuluh menit berlalu terlihatlah anggora komunitas yang memiliki ciri-ciri khas tertentu. Pakai topi pelindung kepala, tas punggung yang ringan, dan sepatu kets yang nyaman.

           “Halo hai, mari kita berkumpul dulu yuk disini.” Ucap seorang guide kepada kami semua yang sedang menanti.

           “Saya bagi menjadi dua kelompok ya, sesuai dengan nama yang sudah masuk dalam formulir pendaftaran maka yang saya sebutkan namanya berkumpul dengan guide yang saya sebut.”

           Setelah satu persatu diabsen dan berkumpul dengan guide yang disebutkan namanya, aku masuk ke dalam kelompok guide Sinta. Satu kelompok beranggotakan sepuluh orang dan saat dibriefing, kami diminta untuk tetap memaki masker kesehatan, dan menunjukkan surat vaksin yang tersimpan di dalam handphone kami.

           Sebelum kaki kami melangkah, guide memperkenalkan diri dan memulai cerita pertamanya tentang sejarah Stasiun Juanda.

           “Stasiun kereta api yang terletak di ruas pertama jalur kereta api Batavia-Buitenzorg yang diresmikan oleh Nederlandsch_Indische Spoorweg Maatschappij yaitu rusa Batavia-Weltervreden. Pada awalnya, stasiun ini merupakan halte kecik yang diresmikan pada tanggal 15 September 1871, bersamaan dengan pembukaan ruas pertama jalur kereta api. Stasiun ini dinamakan Noordwijk yang kemudian berganti nama menjadi Stasiun Pintoe-air pada masa pendudukan Jepang di Indonesia.” Urai kak guide itu mengawali rute jalan kaki.

           “Menjelang tahun 1990 an, Stasiun Pintu Air dirombak besar-besaran menjadi stasiun layang. Dengan diganti namanya menjadi Stasiun Djuanda, Stasiun ini diresmikan sebagai stasiun layang di jalur segmen Manggarai-Jakarta Kota pada tanggal 5 Juni 1992. Pada saat itu, Presiden Soeharto beserta Ibu Tien dan jajaran pemerintahan meresmikan jalur layang tersebut dengan naik kereta listrik dari Gambir menuju Stasiun Jakarta Kota.” Urai kakak guide itu lagi sambil sesekali merapikan masker wajahnya.

           “Sebelum lanjut berjalan kita ambil gambar ya. Yuk berdiri dan lihat kedepan sini.” Pintanya lagi kepada kami.

           Kami pun berdiri tanpa terlalu dekat, dan wajah kami masih ditutupi masker kesehatan “klik” kami di foto beberapa kali dan siap berjalan lagi.

           “Mari kita jalan kesebelah kiri untuk menuju ke Pasar Baru.” Perintah kakak guide dengan lembut.

           Kami menyusuri jalan bersisian di trotoar dan oleh guide kami di bimbing untuk memilih jalan yang berada disisi sungai kecil, berjalan kaki dan berjalan kaki sampai pada bangunan lama yang terpampang tulisan Lembaga Kantor Berita Nasional Antara. Kami berhenti di samping kantor tersebut dan guide melanjutkan kembali penjelasannya.

           “Pada tanggal 13 Desember 1937 kantor ini dahulu bernama NV Kantor Berita Antara. Kantor ini didirikan karena jurnalis Indonesia merasa tidak puas dengan pemberitaan peristiwa-peristiwa di Hindia Belanda yang di buat oleh kantor berita Aneta, terutama mengenai kehidupan sosial politik masyarakat. Aneta bahkan sering tidak memberitakam peristiwa-peristiwa politik yang terjadi dikalangan masyarakat Indonesia, sehingga Aneta dianggap berat sebelah.” Urai kakak guide itu lagi sambil aku merasakan kakiku yang sudah pegal berjalan dan berdiri lama mendengarkan keterangan kisah dibalik sebuah bangunan yang ada.

           “Yuk kita abadikan lagi kunjungan kita dalam foto bersama.”

           Setelah selesai berfoto di depan kantor kami ingin izin memasuki kantor itu namun karena masih masa pandemi covid, security melarang kami untuk masuk dan melihat dari dekat suasana Lembaga Kantor Nasional Antara.

Lihat selengkapnya