Rewind>>

Syarifah Suharlan
Chapter #17

Sisi Timur Batavia

SISI TIMUR BATAVIA

 

Rute Kedua

Sisi Timur Batavia (Gudang Timur), Minggu, 17 Oktober 2021, pukul 09.00 guide Rara, titik kumpul di depan Museum Bahari dekat Menara Syah Bandar. Titik akhir di belakang BNI Kota Tua.

           Pengalaman pertama jalan kaki bersama komunitas membuatku kapok yang belum tuntas. Mengapa belum tuntas? Karena walaupun konsekuensinya telapak kaki, betis dan keringat bercucuran kepanasan namun informasi cerita dari the leader of the path alias guide yang memandu kami dalam lintasan-lintasan sejarah yang berkelindan di kepala beserta imajinasi yang menyertainya.

           “Halo..makcik jadi kan berangkat ke rute kota tua?” tanya Araniya seolah meminta penjelasan penguat agar rencana tidak gagal berkutat.

           “Iya..ini sedang pakai sepatu.” Jawabku

           “Baiklah sampai bertemu di titik kumpul Menara Syahbandar ya.” Tegasnya mengingatkan.

           Kartu transjakarta sudah kusimpan di kantong kecil tas selempang paling depan, agar memudahkanku untuk mengetap mesin masuk menuju bis tujuan yang akan membawaku ke tempat tujuan. Hari masih pagi. Setengah tujuh aku sudah berada di dalam bis transjakarta menuju kota tua.

           Sesampainya di titik kumpul, peserta lebih banyak yang berdiri sendiri-sendiri kecuali ada peserta yang datang bersama kekasih hati pasangan mereka.

           Kutatap bangunan Menara Syahbandar itu, khayalanku terbang ke abad masa lalu membanyangkan banyaknya kapal laut yang singgah yang dipandu oleh menara ini.

           Menara Syahbandar dibangun oleh pemerintah Belanda. Lokasinya dekat dengan Museum Bahari. Sebelum dipuagr seperti sekarang ini, menara ini mulanya dibangun hanya menggunakan kayu.

           Sesuai namanya, orang yang mengoperasikan menara tersebut adalah Syahbandar karena dahulu ia menjadi kepala pelabuhan untuk memantau lalu lintas kapal di Batavia.

           “Hai…ikut komunitas jalan kaki juga ya?” sapa seorang ibu muda kepadaku

Lihat selengkapnya