Rewind>>

Syarifah Suharlan
Chapter #23

Museum Taman Prasasti

MUSEUM TAMAN PRASASTI

 

           Entah kenapa waktu kosong yang kumiliki selalu di hari Jumat. Link pendaftaran komunitas jalan kaki kuisi data diri, namun tidak ada pilihan sejarah nama jalan yang pernah dimiliki kota Batavia tempo dulu. Pilihan yang ada hanya sebuah museum yang kutahu berisi kuburan-kuburan lagi yang aku agak enggan kesitu. Tapi kalau tidak ada kegiatan jalan kaki aku akan diliputi kejenuhan di menit-menit hari.

Rute Kedelapan

Museum Taman Prasasti, Jumat, 28 Januari 2022, Guide Faris

           Guide yang bernama Faris ini adalah salah satu founder komunitas jalan kaki Jakarta. Jadi ketika aku mendapat guide museum yang akan di pandu olehnya aku gembira.

           Museum Prasati adalah sebuah museum cagar budaya peninggalan masa kolonial Belanda. Museum Prasasti terletak di Jalan Tanah Abang No.1 berdekatan dengan Kantor Walikota Jakarta Pusat.

           Museum ini memiliki koleksi prasasti nisan kuno serta miniatur makam khas 27 provinsi di Indonesia. Terdapat juga koleksi kereta jenazah antik di dalamnya. Semula Museum Taman Prasasti adalah pemakaman umum bernama Kebon Jahe Kober seluas 5.5 hektare. Dibangun tahun 1795 untuk menggantikan kuburan lain di samping gereja Nieuw Hollandsche Kerk—sekarang Museum Wayang—yang sudah penuh.

           Saat itu kondisi kota Batavia sangat padat dan tidak sehat, menyebabkan banyak warga yang terserang wabah penyakit. Proses kematian berjalan cepat, sehingga halaman gereja tidak mampu menampung banyaknya makam.

          Pemerintah kota lalu mencari lahan pemakaman baru di luar kota arah selatan. Lokasi pemakaman Kebon Jahe cukup strategis dengan area seluas 5.5 hektare, di dekat sungai Krukut.

           Sungai ini dimanfaatkan untuk membawa jenazah dan kerabat pengantar dengan puluhan perahu karet dari pusat kota menuju Kebon Jahe. Setelah mengarungi sungai, jenazah dibawa dengan kereta menuju pemakaman. Prosesi ini dikhususkan bagi pegawai kompeni dan orang-orang yang disetarakan dengan orang Belanda.

           Hal ini terus berlanjut hingga pemerintahan VOC berakhir, bahkan saat Indonesia kembali ke tangan Belanda dan Jepang.

           Kebon Jahe berkembang menjadi pemakaman yang prestisius karena banyak orang terkenal yang dimakamkan di sana baik pejabat penting, pelaku sejarah, hingga selebiritis pada masanya.

Makam baru ini menyimpan koleksi nisan dari tahun sebelumnya karena sebagian besar dipindahkan dari pemakaman Nieuw Hollands Kerk pada awal abad 19. Nisan yang dipindahkan ini ditandai dengan tulisan HK, Hollandsche Kerk.

           Awalnya didedikasikan sebagai pemakaman khusus bagi orang asing di Batavia, memiliki sejarah yang kaya dan beragam. Pemakaman ini yang dikenal dengan nama Kebon Jahe Kober, diresmikan pada tanggal 28 September 1975.

           Seseorang menepuk pundakku dan aku kaget setengah mati karena aku sedang serius membaca sejarah Museum Taman Prasasti ini di dinding tulisan area museum.

           “Sudah lama sampai disini?” tanya Araniyah

           “Iya cukup lama selepas shalat jumat aku jalan menuju kesini.” Jelasku

           “Makcik..guide kita Kak Faris.” Ucap Araniyah berbunga-bunga karena dia menaruh hati dengan Kak Faris saat pandangan pertama.

Lihat selengkapnya