Rewind>>

Syarifah Suharlan
Chapter #26

Jalan Thamrin

JALAN THAMRIN

 

           Pak Riyadi memberanikan diri berkunjung ke rumahku, dia meminta izin dengan sopan dan menanyakan kesediaanku menerima tamu dirinya agar lebih mengenal dekat akan diriku. Maka pada hari yang telah disepakati. Pak Riyadi bertamu dengan membawa satu butir buah semangka besar yang dia beli di Pasar Induk Kramat Jati.

           “Ini ndah, untuk kamu dan anak-anak semangkanya manis sudah dicoba dengan potongan kecil saat beli tadi.” Ucapnya kepada ku dengan memangil sebutan bundah.

           “Terima kasih pak.”

           “Panggil abang saja.”

           “Oh..baiklah.”

           Maka sejak kehadiran pertama Pak Riyadi di rumahku, masa berlaku memiliki status janda cerai hidup bersertifikat resmi pengadilan agama akan memudar dalam benakku. Keakraban kami berbincang tentang seni Betawi, hadroh dan beberapa perkembangan politik menjadi tema yang dapat membuat kami lucu dan tertawa menggelitik.

           Aku merasakan pada tahun itu sebagai tahun penuh bunga-bunga kebahagiaan dengan dampak semangat hidupku lebih bagus dan ringan dalam menjalani kehidupanku bersama anak-anak dirumah.

           Pak Riyadi kupernalkan dengan anak-anakku, begitu juga Pak Riyadi berusaha mendekatkan suasana hatinya kepada anak-anakku, karena kami sudah memiliki persamaan dalam cinta yang kamu tautkan di usia yang sudah tidak muda lagi, sehingga tujuan hidup kami adalah semakin tua semakin berusaha bahagia.

           Jatuh cinta memang tidak memandang usia. Hatiku selalu berdesir jika berada dekat dengan dia. Rinduku selalu membuncah jika dua hari tidak mendengar suara dan melihat wajahnya. Perbedaan profesi kerja kami tidak menjadi penghalang cinta ini ada. Aku sering mendengar cerita-cerita Betawi yang lucu dari lisannya. Kadang tentang satire, kadang juga tentang hal-hal yang receh.

           Namun yang membuatku menambah pengetahuanku adalah bagaimana dia memperoleh jenjang pembekalan pendidikan untuk menjadi seorang security, sejak bertugas menjadi security di sebuah bank negeri dan kini menjadi seorang security disebuah kampus yang memiliki luas tanah yang besar sekali. Kesimpulan ku semua profesi harus menjunjung tinggi disiplin, seperti yang dicontohkan seorang tokoh betawi yang diberi gelar tokoh nasional yang bernama Muhammad Husni Thamrin.

           

 

Rute Kesebelas

Lihat selengkapnya