Rewind>>

Syarifah Suharlan
Chapter #28

Jacatraweg

JACATRAWEG

 

 

           Hidup labil di usia yang sudah tidak muda lagi memang bukanlah sebuah eksistensi yang berwibawa. Itu menurutku. Bergaul di kalangan muda dengan segala teknologi yang melekat di zamannya kendalanya adalah gaptek. Bergaul di kalangan yang dewasa madya kendalanya keluhan-keluhan penyakit yang kompleks.

           Tidak memiliki pasangan di saat usia menjelang senja, sepi hati terasa. Memiliki pasangan yang dari awal membina hubungan rumah tangga, kadang kala kebosanan menyergap sehingga mencari figur-figur idola di tayangan drama korea.

           Jakarta punya gaya, Jakarta punya cerita, dari kisah presiden yang anti musik ngak-ngik-ngok, berganti kepada presiden yang cinta berkelanjutan kekuasaan yang berkepanjangan berpuluh tahun, saking sangat panjangnya jalon tor jagorawi kalah panjangnya hahaha…

           Begitulah sejarah mencatat siapa manusia yang memiliki karisma keindonesiaan, dan sejarah juga mencatat siapa manusia yang bergaya kolonial Belanda yang betah hingga ratusan tahun berselang.

Rute Ketiga Belas

Jacatraweg (sekitar Jl. Pangeran Jayakarta, Minggu, 13 Maret 2022, pukul 09.00 wib, guide Mochi, titik kumpul di depan Gereja GPIB Sion Jakarta. Titik akhir di Makam Souw Bengkong.

           Aku bertemu dengan guide Kak Mochi lagi, ciri khasnya dia adalah tubuhnya tidak tinggi dan tidak pendek. Saat menjadi guide dia selalu membawa benda electronik gawai tab layar sentuh. Jadi saat dia bercerita dia akan sangat dengan mudah memberikan gambar-gambar tempo doeloe.

Aku datang terlalu pagi ke titik kumpul Gereja GPIB Sion di Jl. Pangeran Jayakarta. Sarapun pun baru hanya dengan sepotong roti dan teh hangat manis. Semalam tidurku kurang pulas. Jadi mengikuti rute Jacatrweg ini benar-benar dalam kondisi yang cukup lemas.

           “Hai ibuuuu, kita bertemu lagi.” Teriak seorang pemuda chinees berkulit putih dan berkarakter penuh percaya diri.”

           “Hai..kamu Alvin ya..” ucapku

           “Iya bu, kita pernah satu kelompok di rute Pasar Baru..” timpalnya

           “Oh iya, ibu baru ingat.”

Lihat selengkapnya