Rewind>>

Syarifah Suharlan
Chapter #29

City Center 1

CITY CENTER 1

 

           Center dari kehidupan ini adalah bahagia di dunia dan bahagia di akhirat. “robbanaa aatinaa fid dunyaa hasanah wa fil aakhiroti khasanah wa qinaa ‘adzaa ban naar, wahai tuhan kami. Anugerahkanlah kepada kami kebaikan di bunia dan kebaikan di akhirat dan peliharalanh jauhkanlah kami dari siksa api neraka.

Lantunan doa itu menjadi doa sapu jagad bagi umat muslim sedunia. Lalu apakah indikator bahagia di dunia dan di akhirat itu. Harta tahta dan wanita sering menjadi tujuan manusia dalam menggapai bahagia di dunia. Naif kah? Tentu tidak bagiku.

Alasan logis karena manusia yang terbentuk dari dua unsur psikis atau jiwa dan fisik yaitu tubuh memerlukan makanan dan minuman serta tempat tinggal untuk tubuhnya terjaga. Makan dan minuman serta rumah tinggal tidak akan diperoleh apabila tidak ada uang. Jadi harus bagaimana?

           Di dalam Al-Quran di perintahkan untuk mendapatkan makanan dan minuman secara halalan thoyyiban. Diperbolehkan bekerja mencari harta untuk nafkah secara halal bukan harta yang haram. Dan diperbolehkan juga memiliki perempuan yang kalian sukai dan cintai namun memenuhi syarat-syarat yang ditetapkan hukum Islam.

           Dengan terpenuhi ketiga unsur fisik maka menyembah kepada tuhan, beribadah sosial memiliki empati kepada sesama manusia akan membentuk jiwa yang tenang…”yaa ayahtuhan nafsul muthmainnah irji’ii ilaa robbiki roo dhiyatam mardiyyah, fadkhulii fii ‘ibadiiy wad khuliiy jannatii..wahai jiwa yang tenang, kembalilah kepada tuhanmu dengan ridho dan di ridhoi-Nya dan masuklah ke dalam surgaku…

           Aiiih indah sekali pesan wahyu itu sampai kepada kita umat manusia. Petunjuk yang mengarahkan kepada perilaku yang tepat. Itulah inti dari kehidupan, itulah Center dari semua center yang ada. Dan bagaimanakah dengan rute jalan kaki ku yang akan mengulik Citi Center Satu?

Rute Keempat Belas

City Center, Jumat 18 Maret 2022, pukul 09.00, guide Faris, titik kumpul di halte City Tour depan Museum Nasional/Museum Gajah, titik akhir Ragusa.

           Ada kebanggan di hati jika mengikuti komunitas jalan kaki di pandu oleh sang founder itu sendiri, menyimak cerita dan informasi situs kota lebih fokus bernuansa kampus. Diri pribadi berasa menjadi intelek selama mengikuti panduan guide itu..hahaha…bercanda guide…aku bercandaaaa

           “Zaman dahulu kala konsep awal Jalan Medan Merdeka adalah sebuah lapangan luas Koningsplein…” begitulah Kak Faris membuka kisah.

           “Koningsplein adalah nama jalan di zaman pemerintahan Hindia Belanda di Batavia Lama. Sejak dulu, daerah Medan Merdeka dianggap sebagai pusat Jakarta. Dan nama Koningsplein atau diartikan “Lapangan Luas” merupakan lapangan Medan Merdeka.” Lanjut Kak Faris untuk memberi efek kejut kepada peserta.

           Aku juga terkejut. Yang lahir di kota Jakarta ”sejek bujek” baru tahu nama Koningsplein sebagai cikal bakal nama Jalan Medan Merdeka.

Lihat selengkapnya