Rewind>>

Syarifah Suharlan
Chapter #30

Blok M

BLOK M

 

           Semenjak menyandang status janda abang lelakiku menjadi protektif terhadapku. Dia memintaku untuk lebih sering menginap di rumahnya dan membantunya mengasuh anak-anaknya yang masih TK dan SD. Iya benar. Anak dari abang kandungku ada yang masih anak-anak berbeda dengan anakku yang sudah remaja dewasa semua. Itu karena aku menikah lebih dahulu dari abang kandungku itu. Namum yang membedakan adalah konsep keluarga berencana abang kandungku random juga, yaitu anak pertama dan anak kedua sudah remaja dewasa, anak ketiga dan keempat masih balita menjelang usia sekolah dasar.

           Jam setengah sepuluh malam Pak Riyadi datang, dengan alasan harus menyelesaikan urusan dengan anak buah selaku komandan regu. Aku sangat terlindungi oleh abang kandungku tatkala beliau menginterview perihal figur Pak Riyadi sedang menaruh hati kepadaku.

           “Umurmu berapa?”

           “Pekerjaanmu apa?”

           “Status pernikahanmu apa, suami atau duda?”

           “Dudanya tahun berapa dengan orang mana?”

           “Mengapa menyukai adik saya?”

           “Apakah akan serius membina hubungan?”

           “Apakah adik saya akan dinikahi?”

           Aku hanya mendengarkan saja di ruang tengah meja makan. Aku berharap Pak Riyadi menjawab dengan jujur apa adanya, karena mengingat usia kami yang sudah tidak muda mendekati angka lima puluh tahun usia.

           Berpamitan untuk berpisah adalah memanen rindu bagi sepasang insan yang sedang jatuh cinta. Dia kembali ke tempat kerja untuk tugas jaga malam. Dan aku beristirahat di  kamar anak dari rumah abang kandungku itu.

           Kadang aku merasa seperti mimpi, mendapati seorang lelaki yang bertandang ke rumah dengan kegiatan masa muda di era usia dulu. Ngapel, atau apalah istilahnya bagi remaja dewasa zaman sekarang…nge-date..

           Bagiku sudah cukup ada seorang lelaki yang berkunjung kerumah, lalu mengajak makan malam dilanjutkan dengan menonton film komedi sebagai hiburan dan diantar pulang, sambil melepas pulang di pekarangan pagar halaman depan.

Lihat selengkapnya