Rewind>>

Syarifah Suharlan
Chapter #32

Melawai

MELAWAI

 

           Aku menangis terisak pelan tatkala aku mendapat telpon dari seorang anak perempuan yang mengatakan bahwa dia adalah anak kandung Pak Riyadi.

           “Halo ibu, tolong jangan ganggu ayah saya.”

           “Halo, maksudnya apa ini saya tidak mengerti.”

           “Ini saya baca chat ibu dengan ayah saya, apa maksudnya ini, ibu ini siapa?” ucapnya marah.

           “Tolong tanyakan ke ayahmu, saya tidak mengerti.”

           Ada firasat yang tidak enak dihati setelah mendapat telpon gusar dari seorang anak perempuan yang hatinya luka terdampar akibat ayahnya yang sembarangan berikhtiar.

           Aku mengendapkan laraku sambil menunggu konfirmasi dari Pak Riyadi tetapi lebih dari tiga hari tak ada bunyi dering telpon dari dia lagi.

           Jakarta mendung, semendung hatiku. Musim hujan sudah mulai datang dengan jadwal yang tentatif kemudian, kadang siang terik matahari, sore bisa diguyur hujan deras tak henti. Aku mengambil rute Komunitas Jalan Kaki Melawai, walau dengan semangat gontai aku bergegas jalan ke halte Tegalan.

Rute Ketujuh Belas

Melawai, Jumat 22 April 2022, pukul 14.30 wib, guide Ibek, titik kumpul di depan Pasar Raya Blok M, depan air mancur seberang Hotel Ambhara.

           Sampai di halte Monas aku berganti rute bus Transjakarta. Kutunggu rute Blok M. ketika bus datang aku masuk duduk dan mengulum permen. Ketika bis berjalan menuju halte Bank Indonesia kulihat awan gelap, mendung pekat, aku berinisiatif chatting dengan admin.

           “Halo kak, apakah cuaca gelap walking tour tetap diadakan berjalan…” Sending..

           Balasan

           “Selama ini tetap berjalan jika ada yang datang…”

Lihat selengkapnya