Rewind>>

Syarifah Suharlan
Chapter #35

Weltervreden

WELTERVREDEN

 

           Bulan Juni masih bulan suram bagi untuk menapaki rumah tangga baru dengan seorang kekasihku yang kupanggil dengan sebutan Abang Riyadi, kisah masa lalunya yang kurang rapih dalam administrasi sehingga menimbulkan dampak pemberkasan di kemudian hari. Kunjungan berkala ke rumahku masih dijaga dalam membina kasih dan rindu diantara kami, namun tuntutan pekerjaan sebagai seorang security membuatku kurang yakin akan kemana arah hubungan ini berlabuh, gelap sepertinya gelap malam di depan Gedung Kesenian.

Rute Kedua Puluh

Weltervreden, Sabtu 11 Juni 2022, Pukul 19.00 wib, guide Hensu, titik kumpul di depan Gedung Kesenian Jakarta.

           Pengalaman ikut tur rute jalan kaki di malam hari tidak akan aku ulangi lagi, bukan karena pemandunya dan juga bukan karena tempat bersejarahnya. Tetapi karena langkah kakiku yang tersendat pelan sehingga mengakibatkan aku sering ketinggalan. Belum lagi dibeberapa jalan kecil Jakarta lampu penerangan tidak seterang lampu pertunjukkan yang gemerlapan.

           Gedung Kesenian Jakarta di waktu malam cukup tampak gagah bersahaja. Pilar-pilar yang masih tegak membantu semangat kami mengikuti jalan kaki malam hingga selesai di titik akhir perjalanan.

           “Gedung Kesenian Jakarta adalah bangunan tua peninggalan bersejarah pemerintahan Belanda yang hingga kini masih berdiri kokoh.” Kata kak Hensu serius tanpa berseloroh.

           “Gedung ini memiliki bangunan bergaya neo-renaisance yang dibangun tahun 1821 di weltervreden yang saat itu dikenal dengan nam Theater Schouwburg Weltervreden, juga disebut Gedung Komedi.” Imbuhnya lagi.

Lihat selengkapnya