Rewind>>

Syarifah Suharlan
Chapter #41

Tabur Tuai

TABUR TUAI

 

 

           Tahun 2024 adalah tahun yang banyak peristiwa. Dari peritiwa perpolitikan negeri yang sedang menunggu suksesi presiden hingga peristiwa perjuangan netizen yang mampu melawan tingkah polah keruwetan anak-anak presiden. Semula mereka berencana akan diprediksi aman damai sentosa, namun ternyata keputusan MK didetik akhir memberi nyawa baru untuk rakyat perihal usia pilkada.

Tokoh perubahan dijegal dan disingkirkan dari urat nadi keadilan rakyat untuk memimpin yang memberi layanan fasilitas hidupnya berdasar perintah Konsitusi Indonesia di dalam Pembukaan UUD 45 : “mencerdaskan kehidupan bangsa”.  Tetapi dengan  gerak sistematis kongsi penghianatan kepadanya membawa dampak ke hak pemilih utnuk coblos semua calon pemimpin di kontestasi Pilkada.

Aspirasi rakyat dianggap tidak membawa nilai konstitusi negeri. Demokrasi dirubah aturannya semaunya sendiri. Fenomena tabur tuai terlihat nyata ketika terbongkarnya akun-akun pembenci dalam jejak digital yang mereka yakini tidak akan muncul dipermukaan bumi. Kini menjadi perbincangan laris manis di jagat media sosial menyangkut hal-hal yang absurd dalam budi pekerti Pancasila menjadi manusia memikili lisan cacat cela oh fufufafa.

Membuat “second akun media sosial” merendahkan sang calon presiden yang akan dilantik menunggu hari demi hari detik per detik.

Kembali ke kehidupan pribadiku.

Kemarin menjelang memasuki Bulan Agustus 2024, aku ingin merayakan anniversaryku sendiri di tanggal pernikahanku yaitu 7 Agustus 2022, tanpa aku duga dan tanpa aku sangka. Menjelang genap dua tahun berpisah. Ponselku berbunyi di jam sepuluh malam. Suara Pak Riyadi terdengar.

“Apakabar bund?”

Tidak asing suara itu di telingaku. Aku kaget luar biasa. Dia yang selama ini ada dalam mimpi dan doa rintihan luka hati, menyapa kembali.

“Aku kabar baik. Ada berita apa hari ini.?”

“Eh…tidak ada kabar apa-apa.” Jawabnya setengah sangsi tak pasti.

“Oh kufikir ada berita kematian, sangat penting kan info itu, karena tumben WA yang sudah kamu blokir kamu buka lagi.” Jelasku kepadanya.

Dia terdiam

“Halo…” aku bersuara

Dia menangis terisak

“Ada Apa pak?”

Lihat selengkapnya