Rewind>>

Syarifah Suharlan
Chapter #42

Close Book

CLOSE BOOK

 

 

           Kebaikan yang kau tabur akan kau panen dengan keberkahan, dan doa yang kau lantunkan di ujung sajadahmu akan kau dapatkan hikmah keteladanan. Betapa aku menangis bahagia dan merasa balasan dari tuhan itu nyata. Kesabaran yang kujalani tertatih-tatih dengan upaya-upaya untuk menjaga akal yang waras dan menyembuhkan luka hati berujung pembalasan yang cantik dalam skenario ilahi.

           Setelah mendengar pengakuan dari dia saat menghubungiku lagi tepat di hari ulang tahun pernikahan kami 7 Agustus 2024, aku merasakan skenario tuhan menuliskan untukku tentang sebuah pelajaran hidup. Dalam sakit hati dan kekecewaan yang dihasilkan dari perbuatannya, Allah memberikan balasan yang setimpal terhadap luluh lantaknya sebuah konsekuensi lelaki yang gemar berbohong.

           Aku merasa di puncak kemenangan pembuktian cinta. Aku masih sendiri, melakukan kegiatan yang menambah pengalaman positif. Hubungan dengan anak-anakku terbentuk dari ruang diskusi yang kubangun dengan menumbuhkan empati. Aku sangat bersyukur selalu bersyukur dengan detil-detil kecil rezeki yang kuterima dang sang maha pengatur.

           Allah mengirimkan seorang sahabat perempuan berstatus janda, sama sepertiku, yang bisa mendengarkan dan memahami curahan hatiku saat keresahan jiwa manusia mengamuk di ruang dimensi isolasi luka hati. Seorang sahabat muda Irawati namanya, yang entah sudah sangat lama tak pernah berjumpa, datang dan sering berkunjung kepadaku seperti seorang konseling tanpa pembayaran e-filling.

           “Umi apa kabar?” sapanya

           “Lama tak jumpa” ucapku.

           Kami berpelukan, duduk berhadapan, menguraikan kisah tentang sebuah hubungan suami istri yang telah terpisah. Kadang dia yang menangis berderai-derai airmata, kadang aku yang mengeluarkan rintih pilu akan kehadiran seseorang yang dicinta. Kami saling menguatkan dalam komunikasi, kami saling mencari filosofi pandangan hidup ini, kami terjungkal jatuh dan berusaha berdiri lagu menguatkan kaki-kaki perempuan feminis.

 

Bare Minimum

 

           Setelah banyak bertukar pendapat mengapa hati kami pernah terjebak perasaan yang berlebih pada seorang lelaki adalah karena ada standar bare minimun yang kami patri dalam standar hubungan.

           Bare mininum merupakan syarat atau standar minimal yang dilakukan seseorang dalam hubungan. Dalam sebuah hubungan akan ada harapan yang berbeda-beda dari pasangan. Hal ini menekankan pada tindakan bagaimana memperlakukan pasangan dalam suatu hubungan.

           “Hai..kamu sedang apa.”

           “Hai bagaimana dengan kegiatanmu hari ini.”

           “Aku bawakan makan siang untukmu ya.”

           “Kenapa sedih, sini dengar aku bercanda.”

           “Aku bantu kamu membuka tutup botol minuman mu ya.”

           “Kamu cantik hari ini.”

           “Kamu baik sekali membantu kesusahanku.”

Lihat selengkapnya