REYNA

Si Pena
Chapter #2

Rumah

Kamu percaya takdir,

bahkan ketika orang terpeleset pun mereka bilang itu takdir.

Apakah ini takdirku.

Ada satu hal yang selalu aku katakan pada diriku bahwa Kak Alana tak pernah membenciku, aku selalu berpikir bahwa selayaknya hubungan kakak adik pasti selalu bertengkar. Aku selalu memungkiri melawan apa yang kurasakan dengan yang aku pikirkan.

Namun hari itu aku tau kenapa kak Alana selalu bersikap seperti itu.

....

Saat aku mendengar itu. Aku bingung. Sikap apa yang harus kuberikan kepada orang diluar sana. Harus marahkah aku? Atau harus diamkah aku? Atau harus aku tanyakah kepada mereka siapa ibuku?

Sebenarnya aku belum bisa mencerna kenyataan ini. Hingga ku beranikan diriku untuk keluar dari kamar menjalani kehidupanku seperti biasanya. Tanpa satu patah keluar dari mulutku. Berat mulutku untuk aku bertanya siapa aku, siapa ibuku, kenapa ibu merawatku, kenapa ayah berselingkuh?

"Rey, mama udah nyariin kamu sekolah SMA kamu liat dulu aja brosurnya? nanti kalo kamu mau mama daftarin."

Bibirku masih kelu kupergi tanpa mengucapkan salam sepatah katapun. Ya pagi itu pemberontakan kecilku dimulai aku sudah tidak seperti keluarga mereka. Sudah ada jurang yang menghalangi kami. Untuk kami kembali seperti semula.

"Rey, Are you okay?"

"I'm okay, kak"?

"Sure?"

"Sure."

"Kalo soal Kak Alana?"

"Kak, emang setiap hari kita gini kan. Berantem terus. namanya juga kakak adik pasti ada aja kesalahpahaman. Itu kan yang selalu Kak Bagas bilang. Besok juga baikan lagi."

"Okay, kalau ada apa-apa cerita ke Kakak ya."

Sudah rutinitas Kak Bagas untuk antar jemput aku ke sekolah. Dibanding dengan Papa Mama dan Kak Alana aku lebih dekat dengan Kak Bagas. Ia selalu mengingatkan aku untuk makan ketika aku tenggelam dalam kesukaan ku dengan buku. Ia selalu membelaku kalau aku bertengkar dengan Kak Alana. Sejak kecil kami selalu bermain bersama. Aku ingat dulu kalau aku diganggu temanku di kelas. Besoknya Kak Bagas yang mencari anak tersebut dan memarahinya. Kalau ingat dulu kakakku memang superior untukku. Ia adalah tempat aku bercerita.

Lihat selengkapnya