Reza

Sweet Life
Chapter #1

Seandainya

Jakarta, Juni 2004

 

Kata orang, apabila ada anak yang hidup di keluarga yang rusak maka akan menjadi pribadi serupa ketika dewasa.

Aku tidak mengiyakan ataupun sebaliknya.

Namun, aku tahu rasanya berada di dalam situasi ketika lelaki yang harusnya menjadi panutan malah berbuat kasar kepada Mama. Sudah tiga tahun belakangan Papa sering menyakiti Mama. Tidak jarang lebam terlihat di lengan bahkan wajah Mama.

Hal itu selalu menimbulkan trauma dalam, bahwa lelaki itu sama saja; mereka akan memanfaatkan seluruh kelebihannya agar perempuan tunduk dan menerima seluruh perbuatan itu.

Sejak awal SMP pada tahun 2001, aku selalu menganggap bahwa lelaki adalah makhluk kasar, tidak berperasaan, dan selalu memanfaatkan supremasi yang dimiliki.

Namun, segalanya berubah sejak satu setengah tahun lalu.

Aku mengenal seorang lelaki bernama Reza. Seorang lelaki yang biasa saja, tidak menawan dan rupawan, tetapi ia memiliki sikap luar biasa.

Ia bahkan beberapa kali menenangkan Papa saat marah.

Mungkin karena orang tua Reza adalah pemilik perusahaan tempat Papa bekerja. Namun, aku tidak melihat hal itu sama sekali, karena Papa ataupun Mama tidak tahu menahu tentang itu.

Mengenal Reza itu berarti aku juga harus berdamai dengan banyak hal tentang lelaki itu.

Pertama, Reza sangat dekat dengan Tita.

Semua orang di SMP tahu bahwa Reza dan Tita adalah sahabat sejak SD. Katanya, mereka sudah kenal sejak kelas 2 SD. Reza sangat perhatian dan lembut kepada gadis itu. Tak jarang, aku melihat mereka pulang bersama.

Tita juga terlihat nyaman berada di dekat lelaki itu. Akan tetapi, aku sedikit lega karena ada orang lain yang saat ini mendekatinya. Namanya Nico, ia cukup rupawan, atletis, dan jago olahraga.

Kedua, Reza sangat terpaku kepada Alexandra.

Lihat selengkapnya