Blurb
"Saya terima nikah saya dengan Prisa binti Hermawan." Aku telah sah menjadi istrinya!
Para undangan satu per satu mengucapkan selamat. Namun ada yang berbisik-bisik di belakang, "Anak kecil itu dipaksa orangtuanya nikah dengan si duda!"
Telingaku panas. Wajahku bersemu merah. Jengah. Saat itu aku ingin berteriak, "Hentikan! Jangan pernah salahkan siapa pun. Meski aku sendiri tak menginginkan, tidak tahukah kalian bahwa pernikahan ini bukan paksaan?"
Benar. Tak ada yang menyuruhku menikah saat usiaku baru 16 tahun dan calon suamiku adalah pria berumur 42 tahun! Pria yang lebih pantas jadi ayahku dibanding mempelai priaku. Pria berstatus duda beranak 5, dan anak pertamanya hanya terpaut usia 4 tahun denganku.
Tapi setelah menikah, anugerah seperti tak berhenti melimpahi kehidupan pernikahan kami. Bisnis suamiku maju pesat. Usiaku baru 31, tapi aku sudah punya 8 anak! Anakku yang paling besar sudah menikah. Dua tahun lalu, saat usiaku baru 29, aku sudah punya seorang cucu!
Sinetron banget, ya, tapi ini nyata.
Itulah sepenggal kisah nyata sarat inspirasi dalam buku ini. Ada banyak kisah menggugah lainnya yang akan membuat kita semakin meyakini bahwa bersyukurnya kita atas hidup sungguh mampu mendatangkan keberlimpahan dan kebahagiaan yang selama ini kita cari-cari. Alur cerita yang ditulis begitu menyentuh, akan membawa kita larut dalam setiap kisahnya.