Rezeki Nomplok

Mizan Publishing
Chapter #1

Pendahuluan Indahnya Bersyukur

Alkisah, ada seorang raja yang lewat di sebuah hutan. Di sana ia melihat seorang petani miskin yang sedang tidur. Sang raja berpikir, “Aduh, enak sekali, ya, petani itu. Tidur nyenyak, seolah tak punya beban. Sedangkan aku, tak pernah bisa lelap. Berbagai persoalan kerajaan yang kupikul membuat mataku tak bisa mengantuk.”

Kemudian sang raja berpikir, andai ia jadi petani, mungkin hidupnya akan lebih bahagia. ia lalu membangunkan si petani, “Hai petani, maukah kamu bertukar peran denganku? Sehari saja. Biar aku bisa merasakan nikmatnya jadi petani, dan kamu bisa mencicipi enaknya jadi raja.”

Si petani terkagetkaget. Tentu saja ia girang bukan kepalang. “Jadi raja? Hmmm ... mimpi apa aku semalam?” batinnya. “Tapi gimana caranya, Baginda?”

“kita bertukar pakaian,” ujar sang raja. “Dengan pakaian ini, kamu akan jadi raja betulan dan aku jadi petani.”

Transaksi itu pun dimulai. masing-masing menjalankan perannya. Sang raja yang telah berganti pakaian petani, duduk di bawah pohon sambil menikmati angin yang berembus lembut. “Nah, kini aku jadi seorang petani,” batinnya sambil tersenyum. lalu ia mencangkul dan tak lama kemudian tertidur.

Setelah beberapa jam tidur, sang raja bangun dan menggeliatkan tubuhnya. “Hmmm ... enak sekali,” pikirnya. Tibatiba perutnya terasa lapar, “Di mana aku harus cari makanan?” ia lalu melihat ladang garapannya yang tampak subur. Berbagai sayuran, buah-buahan, dan gandum tumbuh rimbun. ia segera memetiknya dan memakannya dengan lahap.

Akan tetapi, tiba-tiba guntur menggelegar. Hujan turun disertai badai. Sang raja ketakutan dan berlindung di dalam rumahnya yang terbuat dari bambu. Badai itu mengguncang semalaman, dan esok harinya tak ada lagi yang tersisa. Baik ladang maupun rumah petani, ambruk semua. “Aduh, bagaimana aku bisa makan dan berteduh?” kata sang raja panik. “mendingan aku cepat-cepat bertemu petani dan kembali jadi raja.”

Sementara itu, di kerajaan, si petani yang berpakaian raja sedang enak-enakan duduk di kursi singgasana yang mewah, dikelilingi para dayang cantik dan para pengawal gagah. “Andai aku bisa selamanya jadi raja,” batinnya, bungah. malam itu ia habiskan untuk minum-minum dan menyantap aneka makanan lezat yang belum pernah ia lihat sebelumnya.

Lihat selengkapnya