Berada disudut ruangan cafe Smart khusus di peruntukkan para pelajar, rhea sedang menunggu teman sekelompoknya.
Sudah hal yang biasa bila rhea menjadi pusat perhatian tapi seperti kebanyakan anak cantik umumnya rhea tidak pernah mengetahui atau tidak mau tahu tentang seberapa populernya dia di kalangan lawan jenisnya. Rhea selalu berfikir cukup dua orang itu aja yang bisa membuat kegaduhan didalam hidupnya.
Rhea tidak menyukai make up yang tebal, minim akan make up dan hanya menggunakan bb cream dan liptin pinknya membuat wajah gadis cantik itu lebih terlihat cantik natural khas anak sma pada umumnya. Kaus putih oblongnya yang terlihat kebesaran dimasukan di dalam rok selututnya yang berwarna coklat, apabila rhea selalu menguncir kuda rambutnya saat berada disekolah, hari ini dia sengaja mengikat setengah rambut bergelombangnya membiarkan poni tipisnya menutupi keningnya yang indah itu.
Tidak ada yang mengatakan bahwa wanita galak tidak bisa feminim bukan.
"Tidak sulit masuk universitas melalui jalur prestasi, cuma dirasa ada yang kurang, tapi apa ya?" Rhea membatin mencoret2 kertas, pikirannya entah kemana.
Di sebrangnya mejanya, seorang pemuda tiba tiba memberanikan diri untuk maju atas seruan teman temannya untuk memberanikan diri meminta nomer gadis itu.
"Maaf, ganggu tapi apa bisa aku minta nomer hp nya, ku pikir buat nambah nambah temen" tanya berani pemuda berambut gondrong itu, jelas kelihatannya dia seorang mahasiswa baru disebuah universitas.
Rhea hendak mengambil hp kakak itu dan mengetik nomernya, tetapi dihentikan oleh tangan seseorang pemuda tampan memakai jam alexchistin, pemuda itu memakai kaus putih oblong di lapisi jaket denim biru dan celana levis biru panjang, rambut hitamnya yang biasa ditata rapih disekolah dibiarkan berponi menutupi keningnya.
"Maaf, tapi dia sudah punya pacar kak" sela andrea sambil tersenyum mengembalikan hp pemuda itu padanya.
"Owh apa iya, soory kl gt, soalnya dia keliatan sendirian gt" jelas dya harus mundur melihat pemuda tampan yang mengaku pacarnya itu.
Rhea hanya terdiam melihat andrea dan disebelahnya seorang anak terlihat keren menggunakan baju hitam panjang digulung sampai lengan dengan celana levis robek senada bajunya dan rambut merahnya (sekarang) dibiarkan acak acakkan menyeringai kearah pemuda itu juga.
"Jelas dia lebih mirip tukang pukulnya andrea" batin rhea menatap tyo,
Walaupun rhea sudah biasa dengan tatapan para gadis yang menggagumi visual dua pria disekelilingnya itu, tapi rhea tetap tidak nyaman dengan tatapan iri atau kagum wanita lainnya terhadapnya.
"Kamu gag bisa sembarangan ngasih no hp kamu gtu aja rhi" andrea yang sedikit kesal berkata sambil duduk di sebelah rhea
"Bukan masalah besar kok " rhea menjawab
"Yang masalah itu kalian, bisa gag sih dateng nya gag bebarengan cewek2 udah mau pingsan kali tu" batin rhea
"Ya semua orang juga begitu kan kl mau nomer hp cewek, dia aja yang terlalu polos atau stupid, tumben kamu gak pake buntut kuda di kepala kamu" tyo memotong mengambil tempat duduk didepan rhea.
"Kamu itu, memang boleh ya siswa sma nindik telinga gitu" rhea didepannya menjawab.
"Ini fashion"
"Itu brutal"
"Kamu yang lahir jaman batu tau apa"
"Yayayaya anak sma tampang preman kayak kamu juga tau apa"
Rhea dan tyo memulai pertemuan dengan pertengkaran kecil mereka tentang gaya masing masing mereka sore ini.
"STOP !!!! kalian berdua !! tyo jangan meledek rhi lagi dan rhi kami belum pesen apapun? Mau kue??" Andrea merelai mereka.
"Cola float dan chesee cake kan ?" Tanya andrea lagi kepada rhea.
"Iyaa" rhea masih menatap kesal tyo didepannya
"Km juga seperti biasa kan yo?"
"Iya, tapi ku mau kentang goreng aja hari ini, mau ku temenin?" Tanya tyo kepada andrea yang mau memesan makanan.
"Engag usah, kamu temenin rhi aja, tolong tenang oke??"
"Emmm......" tyo dan rhea menjawab.
"Anak itu mau dipesenin apa ya?" gumam andrea
"Kasih air putih aja" Jawab tyo tidak peduli dan andrea tersenyum berlalu.
"Manusia bar bar" timpal rhea menatap tyo dan mereka jelas kembali bertengkar.
*******
Satu jam telah berlalu, mereka memutuskan memulai tugas mereka minggu ini yang menumpuk, terutama matematika dan terselamatkan karena ada jagoannya disini.
"Konsentrasi eaa....ini bukannya diakar ya?" Jawab tyo kesal mengajari rhea.
"Owh iya sorry" jawab rhea