Disore sabtu rhea menemani ibunya berbelanja bulanan. Ditemani dengan sibungsu davin, rhea meminta izin ibunya untuk pergi ke lantai 2 untuk mencari buku pelajaran dan pergi menggandeng davin agar mengikutinya.
Davin yang baru berusia lima tahun sedang asik memakan permen lolipop berkaki lima, rambut di kuncit apel dengan pipi gembul kemerahan berjalan menggandeng kakaknya menuju kesuatu tempat.
Saat mereka berdua berada didepan toko buku, tiba tiba davin terdiam. Melihat toko buku itu dengan permen yang digenggam dia menatap rhea.
"Tatapan apa itu ? Sepertinya kamu kecewa kakak gak ajak kamu ke timesonekan ?" Rhea membalas tatapan davin.
"Bom bom, akak, bom bom"davin menunjuk lantai tiga.
"Bom bom tutup" rhea membohongi davin dan memasuki toko buku.
Rhea mengikuti davin menuju buku anak anak, rhea mengambil buku dinosaurus.
"Dek (rhea memangku davin dan duduk dilantai) lihat ini, ini brontosaurus lehernya panjang, kakinya empat besar dan makan apa hayo ?" Rhea berusaha memancing rasa ingintahu adiknya.
"Moncerrrr.... auungggg.... auungg (monster, mengaung aung)." jawab davin gemas.
"Dek, Bronto besar karena makan sayur, katanya davin mau besar, kalo mau besar kaya bronto, davin harus banyak makan sayur jangan makan permen mulu." rhea mencubit pipi davin.
"Akak maem ayur acem iap ari api ga ingi ingi (Kakak makan sayur asem tiap hari tapi gak tinggi tinggi)." Davin menjawab.
Kening rhea berkedut, "Mulai pinter jawab ini anak ya, mirip banget kayak abangnya"
Rhea menyerah soal pendidikan dini adiknya, menggendong davin pergi menjauh dari buku buku anak menuju buku yang sedang dia cari, buku UN SMA terbaru.
Rhea yang sedang asik memilih buku dengan davin berada dipelukannya tiba tiba tertawa terbahak bahak, rhea kaget dan berbalik untuk mengetahui dengan siapa davin berinteraksi.
"Sedang apa kamu ?" Rhea memandang sinis wanita berambut bob dengan jaket dan bercelana jegger tersebut.
"Astaga (alexa terkaget), dunia ini kecil banget ya? Ini anak kamu ?(menunjuk davin)."
Rhea tidak menjawab pertanyaan tidak masuk akal itu dan kembali memilih buku buku.
"Mirip siapa kah ini ? Anak jabrik itu (tyo), si tampan (andrea) atau jangan jangan si kacamata culun itu (sebastian)."
"Tolong jaga kewarasanmu sedikit" Rhea mencoba menjauh.
"Ya,(mengikuti rhea) setidaknya dia imut." Alexa memegang tangan davin dan mengajaknya bercanda.
Davin tertawa dan merengek rengek atas kelakuan orang dibelakang rhea, rhea tidak nyaman dan buru buru mengambil buku dan pergi dari toko buku, dia lebih takut davin diculik oleh orang itu.
Rhea yang kembali ke lantai satu mencari cari ibunya, tidak ditemukannya sosok lemah lembut itu rhea mulai habis kesabaran.
"Stop (berbalik) bisa gak kamu stop ngikutin kami, adikku bakal muntah kalo dia tertawa terus seperti ini."
Rhea masih berfikir, tyo dan andrea jelas menyuruhnya menjauhi anak ini, tapi setelah dilihat lihat lagi bukannya menakutkan tapi anak ini cendrung tidak masuk akal.
"Apa yang harus kutakutin dari anak konyol ini ?" Rhea membatin.
"Sayang banget ku suka adikmu, tapi ku gak suka kamu" alexa menatap rhea.
"Kamu mau bawa dia ?"
"Boleh ?"
"Tentu aja enggak."
"Kasiannya (menunjuk pipi tembem davin), anak seimut ini punya kakak sejahat kamu." Alexa memasang ekspresi sedih.
"Akak.. erex ahat (kakak Trex jahat)." Davin cemberut, pipi bakpaunya menggembung dan alexa tertawa mengelus kepala davin. "Benar nak benar, kakakmu memang jahat."
Rhea menyentuh lehernya yang tiba tiba kaku. "Astaga, bagaikan meladeni dua anak kecil disini."
"Bunndaaaa" davin tiba tiba merengek turun dan berlari menuju ibunya dengan barang penuh ditrolinya. Ibu rhea memeluk anak bungsunya itu dan mengecupnya gemas, rhea spontan menuju mereka dan bergantian membawa troli.
"Anak ku yang manis, sudah belajar sama kakaknya ya ?"
"Davin gak berbakat, mirip abangnya." Rhea menjawab pertanyaan ibunya.
"Ihh, rhe gak boleh gitu, lahir dengan seimut ini aja udah merupakan bakat, iya gak sayang (mengelus elus pipi davin)."
Alexa memandangi kejadian didepannya, tiba tiba tanpa sadar ada sesuatu yang membuatnya iri pada rhea.
"Ya ampun, ini siapa ya ?" Ibu rhea memecah lamunan alexa.
"Nama saya alexa tante, teman rhea." Alexa memperkenalkan diri dengan sopan.
"Eh ? Aku ? (Memasang ekspresi tidak percaya) sejak kapan ?"
"Sejak sekarang." Alexa tetap tersenyum sopan didepan ibu rhea.
"Undaa Blonto (menunjuk alexa), an Erex (menunjuk rhea)." Davin tertawa menjelaskan.
Rhea menatap davin, "Tidak adikku, kamu gak liat apa ? dia yang bersiap memakan kakakmu ini."
"Hahahaha, salam kenal alexa, saya ibunya rhea, panggil aja tante marlina."
"Udah ah bun, keburu maghrib ini, ku laper." Rhea berusaha menjauhi alexa dari ibunya.
"Iya iya, kamu mau ikut nak?" Tanya ibu rhea kepada alexa.
"Kemana ?" Rhea kaget.