RHEVANIA

liszzah
Chapter #2

Pengganggu

Agam kembali manatap laptopnya, menikmati pujian-pujian yang ditinggalkan di kolom komentar. Sebagian dari mereka juga ada yang merekomendasikan tempat-tempat angker.

Agam baru menyadari ternyata ada banyak tempat yang belum terpikirkan oleh Agam untuk melakukan siaran. Dia menimbang setiap rekomendasi yang diberikan para penonton setianya. Namun, ada satu komentar yang mengambil perhatiaanya juga membuatnya penasaran.

[ Jika kamu membaca komentar ini, tolong bantu aku. Aku mohon. Karena cuma kamu yang bisa. Ayo kita bertemu. ] Begitulah isinya.

Selama ini Agam hanya membuat video di tempat-tempat seram, menangkap sosok tak kasat mata adalah bagian terpenting. Perburuan yang dia lakukan pun hanya semata-mata untuk menambah kesan pada penonton agar channel-nya mendapat banyak pengikut.

Tapi apa ini? Ada seseorang yang meminta bantuan padanya sampai memohon seperti itu. Sebenarnya apa yang terjadi?

Biasanya dia akan berdiskusi dengan Aliya untuk tempat yang akan dipilih selanjutnya. Mengingat kejadian kemarin membuatnya berpikir dua kali untuk berdiskusi dengan Aliya.

"Lebih baik aku tanya dulu." Agam mengirim komentar pada akun jelita pita. Seperkian detik kemudian dia mendapat balasan. "Cepet banget balesnya," gumamnya kemudian membuka isi pesan tersebut. Dahinya berkerut.

[Terimakasih karena sudah merespon komentarku. Aku sungguh-sungguh membutuhkan bantuan orang seperti kamu yang mempunyai kemampuan khusus ]

Rasa penasaran itu semakin besar ketika Jelita mengirimkan sebuah foto ke email Agam yang didapatkannya dalam kotak deskripsi video tersebut. Foto seorang gadis cantik berambut panjang dengan tahi lalat di bawah mata sebelah kanan. Tersenyum begitu manis. Wajahnya sangat sempurna.

[Dia sepupuku namanya Rhevania]

Agam melihat dengan begitu jeli. Matanya tak henti menatap foto itu, dia terpesona. Bagaimana tidak? Wanita di dalam foto itu sangat cantik bagai boneka.

[ Sudah Meninggal tujuh tahun yang lalu ]

Matanya terbelalak. Hatinya tertohok, sepertinya dia tidak akan pernah bertemu dengan wanita yang tercetak dalam foto.

"Bagaimana aku bisa membantumu? Jika sepupumu sudah meninggal, relakan saja dia," balasnya cukup ketus.

Agam mengira bahwa Jelita mungkin tidak bisa merelakan Rhevania. Mungkin saja mereka memiliki hubungan yang sangat dekat sampai selalu teringat tentangnya.

[Bukan itu masalahnya ]

Agam menghela napas, ternyata tebakannya salah. "Lalu apa masalahnya?"

[ Beberapa hari ini aku selalu memimpikannya. Dia sepertinya ingin mengatakan sesuatu padaku. Wajahnya sangat mengerikan, aku juga enggak ngerti apa yang dia inginkan? ]

[ Aku juga bingung harus bagaimana? Jadi tolong bantu aku ]

Lihat selengkapnya